REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi terus mengeluarkan guguran lava, meski beberapa hari lalu disertai dengan awan panas guguran (AGP). Setidaknya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dalam sehari kemarin Merapi mengeluarkan hingga puluhan kali guguran lava.
"Teramati 27 guguran lava pada periode pengamatan 11 Desember 2023," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Selasa (12/12/2023).
Agus menyebut tercatat 24 kali guguran lava tersebut mengarah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter. Selain itu, juga tercatat tiga kali guguran lava ke arah Kali Boyong dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter.
"Terdengar tiga kali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," ucap Agus.
BPPTKG mencatat pula terjadi tiga kali gempa Tektonik (TT), dan 158 kali gempa Guguran (RF) pada 11 Desember kemarin. Terkait dengan laju deformasi, tercatat adanya pemendekan jarak tunjam.
Laju deformasi ini dilihat melalui pemantauan yang dilakukan menggunakan electronic distance measurement (EDM). "Laju rata-rata deformasi EDM Babadan sebesar 0,01 centimeter per hari dalam tiga hari terakhir," jelasnya.
Dari pengamatan tersebut, status Merapi masih siaga atau level 3. BPPTKG menyebut bahwa potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ungkap Agus.
BMKG meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ungkapnya.