REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panitia seleksi Yayasan Atma Jaya telah menetapkan Yuda Turana sebagai Rektor Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya periode 2023-2027 menggantikan Agustinus Prasetyantoko. Yayasan Atma Jaya memberikan amanah khusus untuk meningkatkan keunggulan daya saing kampus ke jenjang lebih tinggi, yakni di level regional.
“Pelantikan rektor baru tentu membawa asa agar unversitas ini terus menjadi kampus yang unggul. Oleh karena itu mari kita bersinergi, berkolaborasi, dan berinovasi untuk menciptakan lingkungan akademik yang memberikan kontribusi solusi nyata bagi masyarakat,” kata Kepala LLDIKTI Wilayah III Toni Toharuddin dalam sambutannya pada Pelantikan Rektor Unika Atma Jaya di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Dia menyampaikan, aspek krusial keberadaan suatu kampus adalah untuk tetap berdiri tegak sebagai pelopor perubahan. Bukan menara gading yang berjarak dengan masyarakatnya, yang pelan tapi pasti akan membuat kampus menuju keruntuhannya. Kampus dia sebut harus menjadi garda terdepan sebagai problem solver dan memperkuat keterlibatannya dengan masyarakat.
“Keberhasilan Unika Atma Jaya tidak hanya tercermin dari prestasi akademis, tetapi juga keterlibatan dalam riset, pengabdian masyarakat, dan konektivitas yang erat dengan lingkungan sekitar. Kiranya pengembangan SDM, inovasi, serta kolaborasi menjadi fokus utamanya. Sekali lagi selamat. Jadikan pelantikan ini sebagai awal baru, sebagai momentum mengukir prestasi dan keberhasilan,” kata Toni.
Sementara itu, Ketua Yayasan Atma Jaya Linus M Setiadi menerangkan, peningkatan status menjadi universitas unggul merupakan bukti nyata konsistensi dan transformasi yang berlangsung selama ini telah berjalan baik. Dengan begitu, Unika Atma Jaya memiliki keistimewaan untuk memberikan sumbangan pemikiran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat lebih baik lagi, lebih mendalam, dan berkualitas.
“Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul harus diwujudkan secara serius. Terlebih untuk memenuhi visi Indonesia Emas 2045. Untuk itu, Unika Atma Jaya secara konsisten bersama-sama pemerintah, dan kalangan industri akan terus meningkatkan pertumbuhan intelektual masyarakat,” kata Linus.
Namun, kata Linus, kebijakan pemberian akses pendidikan tinggi berkualitas yang luas kepada masyarakat memiliki catatan yang krusial, yaitu ketika proses penerimaan mahasiswa baru justru saat ini memprihatinkan dan hanya menguntungkan kelompok perguruan tinggi tertentu. Situasi tersebut memerlukan perhatian serius pemerintah agar integritas pendidikan tinggi di Indonesia tetap terjaga dengan baik.
Rektor Unika Atma Jaya Yuda Turana menyampaikan komitmennya. Yuda mengatakan, sebagai perguruan tinggi unggulan, pihaknya tak sekadar memberikan pengetahuan teoritis, namun juga menyiapkan mahasiswa dengan keterampilan berkualitas untuk mampu beradaptasi di dunia kerja dan kehidupan sosial.
Lulusan berkualitas menjadi fokus penting universitas melalui pengembangan kolaborasi lintas disiplin dalam upaya mencapai keunggulan akademik dan solusi yang berkelanjutan. Dia mengatakan, semangat kolaborasi, sinergisme, dan inovasi menuju Atma Jaya yang unggul merupakan fokus utama universitas.
“Dengan demikian semangat unggul itu juga yang akan mewarnai pencapaian sumber daya manusia Indonesia yang Unggul,” kata Yuda.
Menurut dia, kolaborasi lintas disiplin memungkinkan melihat masalah dari berbagai perspektif dan mendorong terciptanya inovasi yang revolusioner. Dengan menggabungkan kekuatan dan keterampilan yang berbeda menghasilkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah-maslah di masyarakat secara holistik, serta membuka pintu untuk penemuan solusi yang lebih kreatif dan efektif.
Unika Atma Jaya, kata dia, ke depannya akan semakin memfasilitasi akses mahasiswa kepada sumber daya dan dukungan pengembangan keterampilan adaptif, meningkatkan program pembelajaran yang fleksibel, peluang akses pembelajaran online, dan sertifikat pembelajaran online pada lebih dari 100 universitas ternama dunia.
“Keterlibatan praktisi industri, pengusaha akan semakin intensif guna memberikan pengalaman nyata akan tantangan dan tuntutan dunia kerja,” kata dia.
Mengenai perkembangan artificial intelligence (AI) di dunia pendidikan, Yuda mengatakan, pihaknya mencermati secara serius tantangan dan peluang yang dihasilkan dari keberadaan kecerdasan buatan tersebut. Yang jelas, kemampuan beradaptasi dan bertransformasi dengan teknologi tercanggih harus dilakukan, tidak terkecuali di Unika Atma Jaya.
“Penggunaan teknologi canggih harus memberikan manfaat maksimal bagi kemaslahatan umat manusia berdasarkan moral dan etika itu yang berlaku di masyarakat,” terang dia.