Kamis 07 Dec 2023 14:53 WIB

Jadi Capres Pertama Kunjungi IKN, Ganjar: Saya di Sini untuk Komitmen Itu

Ganjar konsisten mendukung keberlanjutan pembangunan IKN.

Ganjar Pranowo, menjadi calon presiden pertama yang mengunjungi kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, pada Kamis (7/12/2023).
Foto: dok istimewa
Ganjar Pranowo, menjadi calon presiden pertama yang mengunjungi kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, pada Kamis (7/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganjar Pranowo menjadi calon presiden pertama yang mengunjungi kawasan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, pada Kamis (7/12/2023). Hadir di titik 0 kilometer di kawasan IKN Nusantara, Ganjar kembali menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pembangunan ibu kota masa depan Indonesia tersebut.

Saat ditanya alasannya mengunjungi IKN, Ganjar menegaskan, hal itu untuk menunjukkan komitmennya dalam mendukung dan melanjutkan pembangunan IKN yang telah dirintis pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

"Itu pertanyaan berulang-ulang yang sudah saya jawab. Saya ada di sini (menjadi capres) yang pertama (yang kampanye di IKN) untuk menunjukkan komitmen itu," kata Ganjar dalam siaran pers. 

Calon presiden berambut putih ini menjelaskan, dia konsisten mendukung keberlanjutan pembangunan IKN karena menjadi sebuah konsep yang sudah lama disiapkan Pemerintah Indonesia bahkan sejak zaman Presiden Sukarno. 

"Saya orang yang konsisten, tidak pernah bergeser atas pelaksanaan sebuah peraturan, dan tentu saja IKN ini sebuah konsep yang disiapkan bahkan sejak zaman Bung Karno di mana ada perencanaan untuk memindahkan ibu kota," ujar Ganjar. 

photo
Ganjar Pranowo, menjadi calon presiden pertama yang mengunjungi kawasan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, pada Kamis (7/12/2023). - (dok istimewa)

Lanjutkan pembangunan IKN

Terkait dengan itu, Ganjar berkomitmen jika terpilih menjadi presiden, salah satu tugas yang harus dilakukan adalah meneruskan pembangunan IKN yang sudah dirintis para pendahulunya. 

"Dari presiden ke presiden (IKN Nusantara) belum berhasil dan sekarang sudah dimulai, maka tugas kita adalah melanjutkan dan kita siapkan betul dengan baik, agar ini bisa berjalan sesuai dengan rencana," kata Ganjar. 

Dia mengungkapkan, IKN Nusantara dirancang menjadi kota masa depan dengan kecanggihan teknologi. Semua itu menjadi mimpi atau visi yang hanya bisa terwujud jika melibatkan semua unsur agar IKN Nusantara memenuhi harapan bangsa Indonesia. 

"Kecanggihan teknologinya sudah dipaparkan, partisipasi masyarakat harus kita dengarkan, dan mudah-muadahan menjadi harapan Indonesia bersama-sama bahwa inilah kota masa depan yang di desain menjadi mimpi modernitas, kemajuan peradaban, sekaligus bagaimana kita bicara mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa," ujar Ganjar. 

Dia menjelaskan, IKN Nusantara adalah konsep ibu kota masa depan yang harus menjadi mimpi dan visi bangsa Indonesia, sehingga semua pihak terdorong untuk mencapai mimpi itu. 

"Kalau kita mau mencapai mimpi, maka apa yang sudah didesain, digambar, tugas kita adalah melaksanakan dan mengeksekusi, kalau perlu eksekusinya kita dipercepat agar mimpi segera terwujud. Jadi, ini sebuah konsep yang menurut saya mendekati sempurna dan kalau didukung semuanya akan ada wow effect yang bisa didapatkan bangsa Indonesia," kata Ganjar.

Mengenai rencana pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pendorong transisi ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara, Ganjar menilai, hal itu harus dilakukan dengan perencanaan yang matang agar tepat sasaran dan tertukur. 

"Semua harus dihitung dengan perencanaan yang matang, ekosistem harus disiapkan, kemudian semua dilakukan melalui proses yang benar dan tepat," ujar Ganjar. 

Ketika ditanya apakah siap berkantor di IKN Nusantara jika nantinya terpilih menjadi presiden, dengan tegas dan singkat Ganjar menjawab, "Harus."

Saat berdialog dengan masyarakat di Kalimantan Timur, banyak yang memperkirakan IKN Nusantara akan siap dalam 30 tahun. Mengenai hal itu, Ganjar mengakui pembangunan IKN menjadi ibu kota masa depan membutuhkan waktu dan proses yang panjang, sehingga semua perencanaannya harus dipersiapkan dengan baik. 

"Saya kira kalau masyarakat menilai 30 tahun baru IKN siap, maka transformasi dalam waktu 30 tahun itu saya rasa harus dipersiapkan dengan baik, dan itu cukup," ujar Ganjar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement