REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Potensi bencana hidrometrologis kerap terjadi di wilayah Bogor Raya selama musim penghujan. Stasiun Meteorologi Citeko, Jawa Barat, pun mengimbau wisatawan kawasan Puncak, Bogor ketika berwisata ke tempat outdoor.
Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Fatuhri Syabani, mengatakan para wisatawan baiknya waspada ketika melakukan aktivitas berkemah, susur sungai, mendaki, dan sebagainya.
“Jika memang tetap akan dilakukan, hindari berada di sekitar lereng karena bahaya longsor dan daerah aliran sungai karena bahaya akan banjir bandang,” kata Fatuhri kepada Republika, Kamis (30/11/2023).
Lebih lanjut, Fatuhri menjelaskan, fenomena hujan deras di wilayah Bogor dan sekitarnya diakibatkan diakibatkan oleh Gelombang Atmosfer Rosby di equator. Hal ini juga sering disebut oleh para ahli meteorologi.
“Di samping itu juga musim penghujan yang memang sudah masuk, jumlah uap air di atmosfer tinggi, dan adanya fenomena Rossby ini menambah asupan uap air di wilayah Indonesia,” jelasnya.
Oleh karenanya, Fatuhri mengatakan, ketika sedang berada di tempat terbuka sebaiknya masyarakat segera berlindung di tempat aman. Apalagi jika terdengar guntur atau petir.
“Di daerah ketinggian seperti pendakian gunung, hujan atau kabut dapat menurunkan suhu udara dengan cepat. Persiapkan pakaian yang dikenakan agar tidak kena serangan hipotermia,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, ketika sedang berkendara tapi datang deras atau kabut, sebaiknya menepi bila jarak pandang berkurang. Serta waspada ada limpasan air di jalan yang dapat mengakibatkan terseretnya kendaraan, terutama roda dua.
“Dari Prakiraan Musim Hujan yang diterbitkan oleh Staklim Jabar, puncak musim hujan di wilayah Bogor pada Bulan Desember dan Januari. Sehingga kejadian cuaca ekstrem akibat curah hujan tinggi diprakirakan masih akan terjadi pada bulan-bulan tersebut,” jelasnya.