Senin 27 Nov 2023 07:43 WIB

Hak Asasi Pekerja Perempuan Global akan Sanitasi dan World Toilet Day

Sanitasi untuk pekerja perempuan harus diperhatikan

Para pekerja perempuan yang pulang dari luar negeri di periksa petugas imigrasi peremouan di pelabuhan tujuan ketika pulang ke Indonesia. Hak pekerja perempuan untuk menggunakan layanan sarana dan priasarana sanitasi yang baik harus dipenuhi. Apalagi kalangan pekerja perempuan dunia sudah menjadikan tanggal 19 November senbagai hari
Foto:

Begitu pula dengan kisah Vivian Acosta. Dia adalah perempuan yang telah bekerja sebagai petugas tiket di sistem TransMilenio Bogotá (yang terdiri atas beberapa jalur angkutan cepat bus yang saling terhubung) sejak tahun 2015.

Vivian adalah salah satu pekerja transportasi yang melayani sistem transportasi kota yang berpenduduk sekitar delapan juta jiwa dan membantu penumpang tersebut mendapatkan tentang dengan mengisi ulang kartu perjalanan mereka.

Vivian mengeluhkan adanya tantangan terbesar dari para pekerja peremuan dalam mengakses toilet pada jam kerja untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia.

“Ada kesepakatan antara perusahaan dan pemilik beberapa tempat usaha yang memperbolehkan kami menggunakan kamar mandinya. Kami masuk kerja jam 03.30 pagi, tapi toilet buka jam 06.00 pagi. Jadi, kami harus mencari akses setelah jam 06.00 pagi. Mengingat betapa dinginnya cuaca di Bogotá, kami tidak dapat memasuki kamar mandi saat kami membutuhkannya,'' ujarnya.

Vivian lebih lanjut menceritakan bila kemudian hal yang sama juga terjadi pekerja perempuan pada shift malam hingga jam penutupan kerja. Ini karena perjanjian tersebut berakhir pada pukul 18.00-19.00, namun sistem beroperasi hingga pukul sebelas malam, dan para pekerja berada di sana hingga pukul 23.15. "Jadi ketika kami perlu ke kamar mandi toliet sudah ditutup. Kami benar-benar tidak bisa melakukannya.”

Khusus untuk transportasi di Indonesia beberapa kasus memang menjadi sorotan, seperti pekerja di kereta api, tapi problematikanya tidak sedahsyat Mabu dan Vivian.

"Problema kami misalnya letak toilet perempuan yang cukup jauh agak kesulitan kalau si hajat ini sungguh kebelet misalnya. Terpaksa masuk toilet pria, tentu saja minta di jaga supaya bisa buang hajat dengan nyaman,'' kata seorang pekerja perempuan dari Indonesia.

Kebetulan, memang di Pelabuhan Petikemas Koja tempat saya bekerja para pekerja perempuan tidak bekerja di lapangan. Jadi tidak kesulitan untuk mendapatkan fasilitas toilet. Toilet yang ada di gedung kami bekerja cukup nyaman, bahkan ada tempat untuk mandi yang biasanya digunakan ketika selesai berolahraga pada hari jumat.

''Akhirnya seiring dengan alinea akhir tulisan ini saya  mencoba berkampanye pentingnya toilet, sanitasi terutama untuk kaum perempuan. Pahamilah dan sadarlah wahai kaum perempuan, betapa pentingnya sanitasi, toilet bagi kita semua. Kaum perempuan menuntut persamaan hak penggunaan toilet yang baik..!"

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement