REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sebagai Kampus Digital Kreatif, melaksanakan proses seleksi wawancara untuk calon anggota Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Kegiatan ini digelar secara daring lewat zoom, belum lama ini.
Proses seleksi dihadiri oleh Irwin Ananta Vidada selaku Ketua Panitia Seleksi, serta anggota panitia, Sandra Jamu Kuryanti dan Dina Safira. Menurut Irwin, calon satgas PPKS yang mengikuti proses wawancara telah lolos dalam tahap seleksi, kemudian menjalani serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk mengukur pemahaman tentang isu kekerasan, seksual, kemampuan berkomunikasi, serta komitmen terhadap peran yang akan diemban sebagai Satgas PPKS.
“Kami sangat mengapresiasi dedikasi para calon dalam mengikuti proses seleksi ini. Isu kekerasan seksual adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama. Kami mencari calon anggota yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memiliki integritas dan empati untuk menjalankan tugas mereka dengan baik,” ujar Irwin, dalam keterangan rilis, Selasa (21/11/2023).
Senada, Sandra dan Dina turut menambahkan, walaupun melalui platform daring, tetap dapat mengukur pengetahuan, kemampuan berkomunikasi, serta komitmen calon terhadap misi Satgas PPKS. Proses ini memberikan kesempatan kepada para calon untuk menunjukkan potensi secara maksimal.
“Kami melihat semangat dan antusiasme dari para calon dalam menjalani proses seleksi ini. Isu kekerasan seksual adalah prioritas bagi kami, dan kami percaya calon anggota yang terpilih akan berperan penting dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif,” ungkap Dina.
Staf Warek II Bidang Non Akademik Universitas BSI sekaligus PIC PPKS, Slamet Heri Winarno menuturkan bahwa tim seleksi Satgas PPKS, telah melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan ketelitian untuk mencari calon Satgas PPKS.
“Hasil seleksi wawancara akan menjadi dasar pemilihan calon anggota PPKS yang berkualitas dan siap berkontribusi secara maksimal. Kami berharap para calon yang terpilih dapat membawa energi positif dan semangat dalam menjalankan tugasnya untuk mewujudkan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan seksual. Kami berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan kampus bebas ancaman kekerasan seksual,” kata Slamet.