Ahad 19 Nov 2023 14:41 WIB

Tol Jakarta-Cikampek dan MBZ Jadi Tol dengan Aktivitas Harian Tertinggi

Jasa Marga pastikan pemenuhan SPM Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan MBZ.

Foto udara sejumlah kendaraan melintas di Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Layang MBZ di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (1/5/2023). Korlantas Polri mencatat 93.393 kendaraan menuju Jakarta melalui  Gerbang Tol Cikampek Utama pada gelombang kedua arus balik lebaran dari tanggal 30 April sampai dengan 1 Mei 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Layang MBZ di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (1/5/2023). Korlantas Polri mencatat 93.393 kendaraan menuju Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama pada gelombang kedua arus balik lebaran dari tanggal 30 April sampai dengan 1 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jalan tol termasuk di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ).

SPM merupakan ukuran yang harus dicapai dalam pelaksanaan penyelenggaraan jalan tol yang mencakup kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan serta unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan.

Baca Juga

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana, dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (19/11/2023), menjelaskan, peningkatan lalu lintas di ruas jalan tol selaras dengan peningkatan SPM.

“Salah satu jalan tol Jasa Marga Group dengan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) tertinggi periode kuartal III Tahun 2023 (Januari-September) adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Jasa Marga melalui PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) juga memastikan SPM ini terpenuhi secara optimal di jalan tol sepanjang 83 kilometer ini yang menjadi backbone bagi pengguna jalan dari dan menuju Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Cipularang," kata Lisye.

SPM yang harus dipenuhi oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 16/PRT/M/2014.

Dalam pelayanannya, menurut Lisye, Jalan Tol Jakarta-Cikampek terintegrasi dengan Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) yang menjadi solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan, sehingga dapat mengembalikan manfaat Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang lebih efisien bagi penggunanya.

“Manfaat yang diterima pengguna jalan jarak dekat adalah distribusi lalu lintas lebih merata sehingga kelancaran di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dapat dirasakan cukup signifikan. Untuk itulah, tidak hanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek, pemenuhan SPM juga harus berjalan optimal di Jalan Layang MBZ sehingga manfaat yang dirasakan oleh pengguna jalan diterima secara utuh,” tutur Lisye.

Direktur Utama PT JTT Rudi Kurniadi menyebutkan sejumlah upaya peningkatan layanan dan pemenuhan SPM yang dilakukan di antaranya perbaikan pengerasan jalan, pengelupasan dan pelapisan ulang jalan, pembersihan saluran dan endapan serta perbaikan pagar ruang milik jalan (rumija).

Selain itu, dalam menjaga tingkat keselamatan berkendara di jalan tol, PT JTT juga merawat perambuan, petunjuk jalan, marka jalan, reflektor dan patok kilometer di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang MBZ.

“Peningkatan layanan yang dilakukan PT JTT di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang MBZ pun tidak berfokus pada jalur utama saja melainkan juga pada akses masuk dan keluar jalan tol. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan tetap dapat merasakan kenyamanan berkendara yang sama seperti di jalur utama,” jelas Rudi.

Rudi menambahkan, upaya peningkatan pelayanan lalu lintas yang telah dilakukan PT JTT juga memperhitungkan mitigasi risiko, khususnya yang berpotensi mengganggu lalu lintas kendaraan di tengah ramainya arus kendaraan serta berbagai proyek infrastruktur pemerintah di koridor Jakarta-Cikampek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT Jabotabek, Jalan Tol Cibitung-Cilincing hingga Jalan Layang MBZ pada beberapa tahun terakhir.

“Mitigasi risiko yang dilakukan yaitu mengalihkan arus lalu lintas yang terdampak sebelum area pekerjaan, mempersempit area kerja, persiapan contraflow jika kondisi lalu lintas kendaraan padat, serta berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan PT Jasamarga Tollroad Operator selaku service provider PT JTT dalam pengaturan lalu lintas,” ujar Rudi.

Untuk memastikan informasi terkait peningkatan layanan dapat diterima dengan baik oleh pengguna jalan, terang Rudi, PT JTT secara aktif melakukan sosialisasi rencana pekerjaan dengan memasang media luar ruang berupa spanduk imbauan pekerjaan dan Dynamic Message Sign (DMS) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang MBZ.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement