Rabu 01 Nov 2023 09:00 WIB

Membidik Lumbung Suara Jabar

Publik lebih senang dengan tokoh dengan sikap politik yang konsisten.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang makan siang tiga bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan juga Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang makan siang tiga bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan juga Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,

Ditulis oleh Wartawan Republika, Agus Yulianto

 

Pesta demokrasi rakyat terbesar lima tahunan di Indonesia, bakal segera digelar. Berbagai persiapan terus disempurnakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Termasuk menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih yang merupakan hal paling kruisial dalam pemenangan suatu partai dalam pesta demokrasi tersebut.

Tentu saja, penetapan DPT itu pun dilakukan melalui Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tingkat Nasional Pemilu Tahun 2024, di Gedung KPU, pada Ahad (2/7/2023) lalu. Disebutkan, dari jumlah DPT sebanyak itu terdiri dari jumlah pemilih laki-laki sebanyak 102.218.503 orang, dan pemilih perempuan sebanyak 102.588.719 orang. DPT itu berdasarkan total rekapitulasi nasional pemilih dalam dan luar negeri. Yakni yang tersebar di 514 kabupaten/kota dan 128 negara perwakilan.

Tahapan krusial lainnya adalah penetapan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. KPU RI pun dijadwalkan menetapkan tiga pasangan calon yang akan berlaga dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 tersebut pertengahan November ini. 

Sejauh ini ada tiga pasangan calon yang telah mendaftar dan menjalani tes kesehatan untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden dalam ajang Pilpres 2024. Ketiga pasangan calon itu adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Girbran Rakabuming Raka.

Genderang 'perang' perebutan suara pemilih pun mulai ditabuh oleh tim pemenangan dari ketiga pasangan  calon tersebut. Mereka membidik kantong suara di daerah-daerah potensial di pulau Jawa. Seperti DKI Jakarta, Provinsi Jabar, Jateng, dan Jatim.

Tak hanya kelompok suara dari kalangan yang telah berkeluarga, tapi kaum milenial daerah tersebut juga menjadi target para pasangan calon.  Tentunya, ada yang menawarkan program kewirausahaan, fasilitas khusus untuk berkarya, juga pusat kreativitas di tiap kabupaten/kota. Semua itu dilakukan untuk merebut hati para pemilih.

Kantong suara Jabar

Salah satu lumbung suara potensial adalah Provinsi Jawa Barat. KPU mengungkapkan Jabar menjadi daerah dengan jumlah pemilih terbanyak pada Pemilu 2024.

Jumlah pemilih yang masuk dalam DPT untuk Jabar sebanyak 35.714.901 pemilih. Kemudian disusul Jatim sebanyak 31.402.838 pemilih, Jateng 28.289.413 pemilih, Sumatera Utara 10.853.940 pemilih, Banten 8.842.646 pemilih, dan DKI Jakarta 8.252.897 pemilih. 

Secara umum ada empat wilayah basis suara pemilih di Jabar. Wilayah pertama yaitu Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang. Kedua, Priangan Timur meliputi Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran dan Banjar.

Wilayah ketiga, Priangan Barat meliputi Cianjur, Sukabumi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor. Keempat, Pantura meliputi Subang, Purwakarta, Karawang dan Kabupaten Bekasi.

Dengan jumlah DPT terbanyak itu, wajar bila pemilih di Jabar menjadi bidikan para pasangan calon presiden dan wakil presiden, Relawan Ganjar yang mengatasnamakan Relawan Network for Ganjar President terus memberikan dukungan untuk Ganjar Pranowo menjadi Presiden 2023.

Kali ini kawasan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, menjadi lokasi penggalangan dukungan lewat acara budaya dan senam rakyat. "Bersama emak-emak di Kabupaten Bekasi, kita turun untuk memenangkan Ganjar Pranowo," begitu kata Politikus PDIP Maruarar Sirait di lokasi.

Dalam sebulan ini, sudah dua kali mereka menggelar dua konsolidasi besar di Jawa Barat. Sebelum di Kabupaten Bekasi, sepekan lalu acara digelar di kawasan Majalengka.

Tak hanya kubu Ganjar, upaya serius menjadikan Jabar sebagai lumbung suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, juga dilakukan pertai pendukung Prabowo-Gibran. Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo meyakininya, kader-kader Beringin sudah mulai bergerak secara massif menyosialisasikan visi misi partai dan mengkampanyekan capres 2024.

“Provinsi ini akan menjadi salah satu kantong suara. Apalagi rakyat Jawa Barat mulai mempercayai kinerja capres Prabowo,” katanya.

Hal ini menjadi tantangan bagi Golkar. Sebab Jabar merupakan provinsi yang menjadi kantong suara Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto saat Pilpres 2019. "Kalau kita genjot terus, maka bisa direbut,” mengutip Firman. 

Tak mau ketinggalan dalam menggaet suara pemilih di Jabar, mantan gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, optimistis pasangan calon presiden (Capres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) meraih suara banyak di tanah Pasundan pada Pilpres 2024.

Sebagai kader PKS yang kini mendukung pasangan AMIN bersama dengan PKB dan Partai Ummat, Aher meyakin akan mendapatkan suara banyak di Jawa Barat. Sebab, PKS selalu mendapatkan suara banyak di provinsi ini dalam kontestasi politik lokal. 

"Kami punya pengalaman menang, Insya Allah pasangan yang didukung koalisi PKS berada di Jawa Barat harus menang," tegasnya.

Ada beberapa strategi untuk memenangkan pasangan AMIN di Jawa Barat. Salah satunya, tidak pilih kasih dalam terjun langsung ke masyarakat. Meski demikian, PKS akan mengajak semua anggota timses partai koalisi bekerja sama.

PKS berharap kemampuan timses, tim pemenangan, caleg bisa menyampaikan gagasan yang diusung pasangan AMIN, Indonesia adil, makmur untuk semua.

Ya, pemilih di era keterbukaan informasi saat ini, memang memperhatikan konsistensi seorang tokoh dalam menentukan langkah politik. Publik lebih senang dengan tokoh dengan sikap politik yang konsisten. 

Kekecewaan dan ketidakpercayaan publik bisa hadir oleh langkah politik yang tidak sesuai dengan pilihan pendukung. Konsistensi ini yang menjaga etika hubungan antara pendukung dan yang didukung. Apalagi, pemilih sekarang khususnya di Provinsi Jabar, sudah cerdas-cerdas dalam menilai sosok atau figur yang diharapkannya. Semoga Pilres 2024 nanti akan menghasilkan pemimpin yang amanah dan berpihak kepada rakyatnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement