Sabtu 28 Oct 2023 20:32 WIB

Update Merapi: Guguran Lava 165 Kali dan Intensitas Kegempaan Masih Tinggi

Tingginya aktivitas Merapi terlihat dari kegempaan yang terjadi sepekan terakhir.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Erik Purnama Putra
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (5/8/2023).
Foto: Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (5/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), setidaknya Merapi mengeluarkan guguran lava sebanyak 165 kali pada periode 20-26 Oktober 2023.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, guguran lava tersebut mengarah ke selatan hingga barat laut. Tujuannya meliputi 25 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter, 138 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter, satu kali ke hulu Kali Sat sejauh 1.600 meter, dan satu kali ke hulu Kali Senowo sejauh 1.300 meter.

"Suara guguran terdengar satu kali dari Pos (Pengamatan Merapi) Kaliurang dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus di Kota Yogyakarta, Provinsi DIY, Sabtu (28/10/2023).

Masih tingginya aktivitas Merapi juga terlihat dari kegempaan yang terjadi dalam sepekan terakhir. BPPTKG mencatat terjadi enam kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 2.690 kali gempa fase banyak (MP), dua kali gempa frekuensi rendah (LF), 830 kali gempa guguran (RF), satu kali gempa embusan (DG), dan empat kali gempa tektonik (TT).

Dari pengamatan tersebut, gempa fase banyak (MP) tercatat paling intens terjadi selama sepekan terakhir. Hal itu menandakan adanya kenaikan aktivitas magmatik.

"Intensitas kegempaan minggu ini masih tinggi, terutama gempa MP yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 kilometer dari puncak," ucap Agus.

Terkait dengan laju deformasi Merapi, pihaknya juga mencatat adanya pemendekan jarak tunjam. Menurut Agus, laju deformasi itu dilihat melalui pemantauan yang dilakukan menggunakan electronic distance measurement (EDM).

"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,2 sentimeter per hari," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement