Jumat 27 Oct 2023 14:43 WIB

Polisi Mulai Temukan Titik Terang Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak dan pengurus yayasan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolandha
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan menyampaikan perkembangan terbaru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jumat (27/10/2023).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan menyampaikan perkembangan terbaru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jumat (27/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat mulai menemukan titik terang motif pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Jalan Cagak Subang. Namun, hasil itu belum dapat diungkapkan ke publik sebab masih dilakukan pemeriksaan.

"Sedikit banyak kita sudah mulai terbuka, kalau sudah klop semua keterangan kita sampaikan yang jelas pemeriksaan itu kan berbagai informasi kita rangkum jadi satu," ucap Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga

Motif pembunuhan ibu dan anak di Subang yang mulai terbuka, ia menuturkan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang pengurus yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosep Hidayah kemarin. Mereka yang diperiksa yaitu pengurus dari keluarga korban dan tersangka dan mantan kepala sekolah yayasan.

Surawan menjelaskan pemeriksaan di antaranya menanyakan tentang pengelolaan dana sekolah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keberadaan yayasan tersebut legal. Namun, didapati data siswa fiktif pada yayasan.

"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," kata dia.

Ia menuturkan tengah menghitung jumlah data siswa fiktif tiap tahun. Bahkan keterangan salah seorang tersangka M Ramdanu alias Danu menyebutkan beberapa tahun siswa yang sekolah di yayasan fiktif.

Surawan mengatakan yayasan Bina Prestasi Nasional yang mengelola pendidikan tingkat SMP dan SMK saat ini sudah tidak beroperasi. Bahkan ia menegaskan data-data siswa adalah fiktif.

"Selama ini sudah kelihatan tidak ada operasional di sekolah, data siswanya juga fiktif," kata dia.

Ia mengatakan pendalaman penyidikan terhadap keberadaan yayasan untuk memperdalam motif pembunuhan ibu dan anak di Subang. Surawan menyebut para pengelola yayasan dapat kembali dijerat dengan tindak pidana baru terkait siswa fiktif.

Lima orang ditetapkan dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yaitu Yosep Hidayah suami korban dan ayah korban. M Ramdanu alias Danu keponakan korban, Mimin istri kedua Yosep, Arighi dan Abi anak tiri Yosep.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement