Kamis 26 Oct 2023 17:04 WIB

Nelayan Keluhkan Hasil Tangkapan Menurun Akibat Ikan Predator Rawapening

Hanya ikan tomang dan belida yang merupakan ikan predator endemik Danau Rawapening.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
 Sejumlah nelayan tangkap di Rawapening melakukan aktivitas di perairan danau alam ini.
Foto:

Sementara untuk operasional pergi menangkap ikan per hari bisa habis Rp 50 ribu. Sehingga kalau pulang hanya membawa hasil tangkapan 2 kilogram nelayan merugi. “Makanya, saya semenara tidak menangkap ikan dulu daripada merugi,” tegasnya.

Terkait dengan keberadaan ikan predator di danau Rawapening, Yuwono mengatakan, sepengetahuannya hanya tomang dan belida yang merupakan ikan predator endemik Danau Rawapening.

Untuk saat ini, ikan tomang di danau Rawapening sudah mulai berkurang karena banyak yang ditangkap para nelayan. Tetapi belida dan red devil ini yang masih banyak sehingga menganggu populasi nila Rawapening.

“Kalau red devil itu berasal dari mana kurang tahu, tetapi saat ini cukup ganas memangsa ikan-ikan nila dan kami juga belum tahu solusinya, termasuk cara menangkapnya guna mengurangi populasi ikan predator,” tegas Yuwono.

Ihwal ikan-ikan predator yang dikeluhan para nelayan tangkap danau Rawapening ini diamin oleh Sekretaris Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Istichomah. Ia mengatakan elevasi yang turun di Rawa Pening berpengaruh terhadap tangkapan ikan nelayan di Danau Rawapening.

“Selain kekeringan, adanya ikan predator juga menganggu produktifitas hasil perikanan di danau Rawapening ini,” ujarnya.

Meski upaya restocking atau pelepasan benih ikan endemi sudah sering dilakukan, namun keberadaan ikan predator tersebut masih menjadi momok bagi para nelayan tangkap di Danau Rawapening ini.

Dispertanikap Kabupaten Semarang mendorong program-program hilirisasi sebagai upaya untuk menopang hasil tangkapan agar bernilai ekonomi lebih, seperti pengolahan ikan hasil tangkapan.

“Sejumlah program hilirisasi ini menjadi penting, karena kita memang tidak bisa ‘mengatur’ alam, Seperti saat ini musim kemarau disertai fenomena El Nino, kita kan tidak bisa mencegah,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement