REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena Shearline atau belokan angin memicu terjadinya potensi cuaca ekstrem di sejumlah kabupaten/koa di wilayah pantai barat selatan Provinsi Aceh.
“Berdasarkan peta streamline angin 3.000 feet beberapa hari terakhir terdapat daerah Shearline di barat Aceh, yang mengakibatkan penumpukan massa udara dan tumbuhnya awan konvektif penyebab cuaca ekstrem,” kata Prakirawati Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Almira Aprilianti, pada Rabu (25/10/202) malam.
Menurutnya, dampak dari penumpukan massa udara dan adanya pertumbuhan awan konvektif, dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Ia juga menyebutkan, fenomena Shearline atau belokan angin juga menyebabkan tingginya curah hujan seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Nagan Raya, Aceh, yang tercatat mencapai 105 mm dan tergolong hujan yang sangat lebat.
Almira menyebutkan potensi cuaca ekstrem tersebut diprakirakan masih akan terjadi hingga dua tiga hari ke depan atau hingga Jumat (27/10/2023). Dampak dari cuaca ekstrem tersebut, kata dia, dapat mengakibatkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, dan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas masyarakat berada di luar ruangan.
Dampak dari fenomena alam tersebut juga dapat mengganggu aktivitas masyarakat di daratan atau di laut, karena kondisi cuaca hujan lebat yang diprakirakan akan terjadi selama beberapa hari ke depan. BMKG mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan berhati-hati dengan kondisi cuaca saat ini, karena diprakirakan akan terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
“Potensinya juga dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi,” ungkap Almira.