Jumat 20 Oct 2023 17:53 WIB

Cawapres Unggul untuk Prabowo Agar Bisa Kalahkan Ganjar dan Anies Menurut Survei

Beberapa lembaga belakangan merilis hasil survei cawapres unggul untuk Prabowo.

Bakal Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, M Nursyamsi, Fauziah Mursid

Jika pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah mendaftar ke KPU sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024, bakal capres Prabowo Subianto hingga hari ini belum juga mengumumkan siapa yang akan menjadi cawapresnya. Beberapa lembaga survei belakangan merilis hasil survei elektabilitas tokoh-tokoh yang belakangan digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo.

Baca Juga

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Kamis (19/19/2023) mengatakan, simulasi terbaru LSI pada 2-8 Oktober 2023 terhadap tiga pasangan capres dan cawapres selalu menempatkan Prabowo-Erick di posisi teratas.

"Dalam simulasi pertama, Prabowo-Erick berhasil meraih 38,0 persen atau unggul atas Ganjar-Mahfud MD dengan 32,3 persen dan Anies-Muhaimin dengan 22,9 persen," kata Djayadi saat memaparkan hasil survei LSI bertajuk "Peta Pilpres dan Pileg Menjelang Masa Pendaftaran Capres dan Cawapres" di Jakarta, Kamis.

Pada simulasi berikutnya, Prabowo yang dipasangkan dengan Khofifah meraih 36,3 persen unggul atas Ganjar-Mahfud dengan 33,0 persen dan Anies-Muhaimin dengan 23,4 persen. Hasil serupa kembali terulang saat Prabowo berpasangan dengan Gibran yang meraih 36,0 persen, berbanding 33,1 persen yang diraih Ganjar-Mahfud, dan Anies-Muhaimin dengan 23,5 persen.

Djayadi menyampaikan Prabowo selalu unggul dalam setiap simulasi dengan siapa pun pendampingnya. Namun, elektabilitas Prabowo mencapai level terkuat saat berpasangan dengan Erick.

"Keunggulannya cukup signifikan kalau Prabowo memilih Erick sebagai cawapres," ujarnya.

Djayadi menyampaikan dominasi Prabowo-Erick juga tergambar saat simulasi dua pasangan capres-cawapres jika memasuki putaran kedua. Djayadi mengatakan Prabowo-Erick begitu digdaya dengan meraih lebih dari 50 persen atau tepatnya 50,5 saat head to head dengan Ganjar-Muhaimin yang hanya meraih 36,2 persen.

Prabowo-Erick pun unggul atas Anies-Muhaimin dengan 52,2 persen berbanding dengan 33,8 persen. Djayadi menyampaikan Prabowo juga memang unggul dalam simulasi dua pasangan saat menggandeng Khofifah dengan 47,2 persen maupun Gibran dengan 47,5 persen.

"Namun keunggulannya semakin menipis dengan Ganjar-Mahfud yang berada di 38,1 persen. Keunggulan yang signifikan justru terjadi saat berpasangan dengan Erick," tuturnya.

Survei LSI juga memprediksi akan terjadi pertarungan yang sangat sengit dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Para capres dan cawapres dinilai bakal berupaya keras mengambil suara para pemilih yang mudah berubah, alias tidak solid.

“Di putaran pertama akan terjadi pertarungan yang sangat sengit untuk memperebutkan pemilih yang masih mudah berubah atau tidak solid,” kata Djayadi.

Djayadi memaparkan hasil survei simulasi putaran pertama pemilihan tiga capres, baik Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, maupun Prabowo Subianto. Dalam survei, responden ditanyakan mengenai pilihan capresnya yang meliputi empat masa perbandingan, yakni Januari 2021, Mei-Juni 2022, April 2023, dan Oktober 2023.

Angka responden yang memilih Anies Baswedan pada Januari 2021 sebanyak 25,7 persen, lalu turun menjadi 25,1 persen pada Mei-Juni 2022, naik menjadi 25,9 pada April 2023, dan turun cukup dalam menjadi 22,7 persen pada Oktober 2023. “Angka Anies cenderung stagnan atau stabil,” tuturnya. 

Adapun pemilih Ganjar pada Januari 2021 sebesar 25,3 persen, naik menjadi 32,1 persen pada Mei-Juni 2022, naik lagi menjadi 34,1 persen pada April 2023, dan pada Oktober naik menjadi 35,2 persen. Secara umum, pergerakan keterpilihan Ganjar mengalami peningkatan meski terbatas sejak Januari 2021 hingga Oktober 2023.

Sementara itu, pemilih Prabowo pada Januari 2021 di angka 34,5 persen, turun menjadi 33,1 persen pada Mei-Juni 2022, lalu turun lagi menjadi 32,5 persen pada April 2023, namun naik cukup signifikan pada Oktober 2023 menjadi 37 persen.

Adapun jumlah responden yang tidak memilih, pada Januari 2021 sebanyak 14,5 persen, turun menjadi 9,8 persen pada Mei-Juni 2022, turun lagi menjadi 7,5 persen pada April 2023, dan kembali turun menjadi 5,2 persen pada Oktober 2023.

“(Hasil survei terbaru Oktober 2023) Prabowo paling banyak dipilih, yakni 37 persen, kemudian Ganjar 35,2 persen, Anies 22,7 persen,” ujar Djayadi.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.620 responden yang telah memiliki hak pilih. Survei tersebut memiliki margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement