Oleh: Umar Muchtar, Jurnalis Republika
Bila sekarang rakyat Indonesia tak punya bukti sertifikat mengenai kepemilikan tanahnya, itu berbeda dengan rakyat Palestina yang rumah dan lahannya diusir zionisme Israel. Meski dia punya alas hak untuk mengklaim kepemilikan properti dan tanahnya, sertifikat yang diterbitkan di zaman wilayah Palestina di bawah perlindungan Ottoman, menjadi tak berarti karena kekuasaan politik akibat perang Dunia II oleh kolonial Inggris dipindahkan ke Israel.
Inggris termasuk Eropa kala itu merasa bersalah karena merekalah yang sebenarnya membantai kaum Yahudi. Kalau dalam film-film tempo dahulu terlihat bagaimana siak orang kulit putih Eropa kepada kaum Yahudi. Bahkan sosok mereka kemudian diolok-olok. Ini bisa dilihat pada penokohan sosok pinokio si tukang bohong hingga nenek sihir yang punya mantra 'alakzam' itu. Yahudi sampai perang dunia II merupakan wangka 'paria' di Eropa. Mereka dituduh sebagai orang yang rakus dan tukang riba.
Rasa bersalah orang kulit putih Eropa itulah yang kemudian membuat mereka memutuskan memberikan lahan kepada warga Yahudi untuk 'pulang kampung' ke sekitar gunung Zion (Palestina).
Sebelum akhirnya menunjuk Palestina, Inggris dan para pemenang Perang Dunia II sempat melihat kemungkinan memberikan lahan kepada kaum Yahudi yang tergabung dalam gerakan zionisme di sebuah wilayah di Amerika Latin, yakni sekitar Argentina. (catatan: tidak semua kaum Yahudi tergabung dalam gerakan Zionisme'. Kaum Yahudi non zionisme ini kini banyak berada di Iran dan Rusia dan berbagai negara pecahan Uni Sovyet).
Di Iran misalnya yang kini sangat anti Israel, komunitas Yahudi non Zionis banyak di sana. Mereka tinggal dengan aman. Bahkan punya perwakilan di parlemen. Mereka tak ingin pulang, bahkan menentang adanya gerakan kaum Yahudi yang pulang ke Palestina.
Uniknya, lagi bila dilihat dalam sejarah, pada kekhalifahan Islam Yahudi tak poernah dibantai atau dipersekusi. Mereka diperlakukan sama dengan warga negara lainnya. Fakta ini terlihat di Turki. Bahkan dahulu ketika kejatuhan dinasti Abassiyah di Spanyol, Yahudi lari menyelematkan diri ke Ottoman. Ini karena mereka bila tetap tinggal di Spanyol atas keputusan Inkusisi mereka akan dipenggal atau dipaksa menanggalkan agamanya.