Jumat 13 Oct 2023 07:48 WIB

Kemunduran Prestasi Bulu Tangkis Nasional

Rentetan kegagalan PBSI harus disikapi dan dievaluasi serius.

Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna.
Foto:

Memang banyak faktor kegagalan para pemain Pelatnas di ajang internasional. Misalnya kacaunya manajemen di Pelatnas. Salah satu yang menjadi ‘korbannya’, yaitu Flandy Limpele yang mengaku sempat menjadi pelatih di Pelatnas tanpa ada kontrak hitam di atas putih. Karena ketidakjelasan status, Flandy pun ‘melompat’ ke Hong Kong untuk menangani sektor ganda di sana.

Sistem rotasi kepelatihan juga buruk. Dalam tulisan saya sebelumnya, ‘sutradara’ utama di Pelatnas PBSI bukan dipegang Riony Mainaky selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, melainkan Ketua Harian PBSI Alex Tirta. Ini pun secara tidak langsung diakui Herry Iman Pierngadi.

Saat diwawancara para wartawan di Pelatnas PBSI Cipayung beberapa waktu lalu, Herry IP menceritakan pemindahannya dari kepala pelatih ganda putra menjadi ganda campuran karena atas permintaan Alex Tirta, bukan Riony Mainaky selaku Kabid Binpres yang seharusnya menjadi tokoh utama yang ‘mengutak atik’ Pelatnas.

Kisruhnya jabatan kepemimpinan di PBSI juga bermasalah. Salah satu legenda Indonesia, Taufik Hidayat pun pernah membeberkan alasan mundurnya dari kepengurusan PBSI karena jabatannya sebagai Staf Ahli Pembinaan dan Prestasi sekadar ‘pajangan’.

Jangan sampai buruknya prestasi ini terus terjadi hingga di Olimpiade Paris 2024. Harus ada evaluasi serius dan nyata di tubuh PBSI. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement