Makam Nabi Ibrahim As dan beberapa orang lainnya berada di bawah tanah. Hanya semacam jendela sejajar di atas lantai kompleks makam yang merangkap mesjid. Di sana juga ada makam-makam lainnya. Ruangan bawah tanah itu diterangi dengan lampu minyak zaitun, yang diturunkan memakai rantai melewati sebuah lubang.
Nabi Ibrahim as dianggap sebagai Bapak Agama Samawi (Langit) yang monotheistik. Dalam Al Quran ada satu surah khusus: Surah Ibrahim.
Dalam riwayat yang kita kenal, Nabi ini mempunyai istri Siti Hajar (budak wanita Mesir) yang menurunkan Nabi Ismail as—keduanya menetap di Makkah dan menurunkan kabilah Arab serta Nabi Muhammad SAW.
Istri lain, yakni istri pertama: Siti Sarah yang mempunyai anak pada usia tua (98 tahun): Nabi Ishaq (Iskak) yang menurunkan Bani Israil, Nabi Musa as, Nabi Daud as sampai Nabi Isa as. Riwayat Israiliyat menyebutkan bahwa setelah Sarah wafat, Nabi Ibrahim mempunyai istri lagi: Keturah yang menurunkan enam anak.
Yang ironis, keturunan Nabi Ibrahim As yang juga sering disebut Khalilullah (Teman Allah) ini bertikai pangkai dan dampaknya merembet ke tanah para nabi mulai dari Israel, Palestina, Suriah, dan sekitarnya. Dimulai sejak Nabi Yusak as masuk ke Jericho, Canaan/Palestina beberapa abad lalu sampai Hebron sekarang.
Keluar dari makam, kami dibuntuti lagi oleh pemuda tanggung dan anak-anak sampai naik ke mobil: “ One dollar...one dollar”. Saya tak punya dolar, ketika saya berikan uang Rp10.000, mereka menolak, mungkin tahu nilainya tak sampai 1 USD dan terus turun.