REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut basis massa Partai Demokrat lebih cepat beralih atau move on dari semula mendukung Anies Rasyid Baswedan ke Prabowo Subianto. Hal itu tergambar dari hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait tentang pilihan presiden menurut pilihan partai.
Sebanyak 70,2 persen basis massa Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto setelah elitenya memutuskan pindah dukungan dari Koalisi Perubahan yang mendukung Anies. Kini, kader Demokrat yang mendukung Anies tersisa 16,8 persen.
"Di antara basis Demokrat yang masih solid dukung keputusan elite, yang dukung Prabowo cepat sekali move on-nya, ada 70 persen data LSI basis Demokrat dari 4,2 prsen yang pilih Prabowo, jadi kesimpulannya basis Partai Demokrat yang loyal dan tegak lurus yang dukung Prabowo itu cepat move on-nya," ujar Burhanuddin dalam keterangannya di Jakarta dikutip Sabtu (7/10/2023).
Adapun, hal itu tidak terjadi pada basis massa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ketika elite memutuskan pindah dukungan dari Prabowo ke Anies. Hasil survei menunjukkan, basis massa PKB masih lebih banyak mendukung Prabowo sebesar 47,4 persen, dan Anies hanya 28,2 persen.
"Sementara basis PKB itu kok PKB masih banyak yang pilih Prabowo, basis PKB 47 persen masih pilih Pak Prabowo, yang pilih Anies masih sedikit," ujarn Burhanuddin.
Untuk itu, Burhanudin menganggap, terjadi pola berbeda antara dua partai yang melakukan perpindahan dukungan. Untuk PKB yang awalnya mendukung Prabowo lalu berpindah ke Koalisi Perubahan, dan Demokrat yang mendukung Anies lalu beralih ke Prabowo memiliki perbedaan basis massa.
"Jadi saya sebut pola yang berbeda karena basis Demokrat lebih cepat move on-nya, sementara basis PKB itu tidak serta merta milih Anies Muhaimin meskipun ketua umumnya sudah memindahkan jangkar koalisi ke sebelah, ibaratnya sudah setahun lebih pacaran dengan koalisi Pak Prabowo, ketika itu sakit hatinya masih lama, itu yang membuat basis PKB masih cenderung pilih Pak Prabowo," katanya.
Sementara itu, survei LSI juga memotret peningkatan suara PAN di angka empat persen dari yang semula hanya di kisaran satu atau dua koma. Hal itu terjadi karena sosialiasi gencar yang dilakukan partai yang dipimpin Zulkifli Hasan tersebut.
Burhanudin menilai, sosilisasi diantaranya dengan viralnya jingle PAN di kalangan publik. "Apakah kaitan jingle PAN? Saya tidak tahu, tapi di data saya faktor peningkatan sosialisasi PAN, ada pertanyaan partai mana yang ibu bapak sering lihat, nah PAN itu naik signifikan hanya kalah dbandingkan PDIP dan Gerindra," ucap Burhanuddin.