Senin 02 Oct 2023 16:40 WIB

Asap Karhutla di Kota Banjarmasin Kian Tebal dan Berbau Menyengat

Asap karhutla yang menebal membuat jarak pandang maksimal sekitar 300 meter.

Kabut asap karhutla kian tebal dan berbaru menyengat di Kota Banjarmasin.
Foto: Antara/Auliya Rahman
Kabut asap karhutla kian tebal dan berbaru menyengat di Kota Banjarmasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kabut asap sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin tebal menyelimuti Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang berjuluk kota seribu sungai tersebut. Berdasarkan pantauan, Senin (2/10/2023), kabut asap kini semakin tebal menyelimuti kota seribu sungai tersebut bila dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Sebagai contoh akibat ketebalan kabut asap tersebut jarak pandang maksimal sekitar 300 meter hingga pukul 06.30 WITA seperti pada Jalan A Yani yang merupakan jalan utama keluar-masuk Kota Banjarmasin. Begitu pula bau yang menyengat dari kabut asap sebagai sebab akibat dari karhutla yang setiap hari terjadi pada beberapa penjuru wilayah Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.

Baca Juga

Sedangkan sehari sebelumnya, di Jalan A Yani dan waktu yang sama (hingga 06.30 Wita) jarak pandang berkisar antara 500 meter hingga satu kilometer. Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina sebelumnya meminta masyarakat yang ingin bepergian agar memakai masker guna mengurangi terhirup udara yang kurang sehat yang berdampak terhadap kesehatan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi delapan daerah di Kalimantan Selatan berasap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Senin. Kabut asap terjadi di wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Barabai, Kandangan, Marabahan, Martapura, Pelaihari dan Rantau.

Sedangkan, untuk perkiraan cuaca pada 13 kabupaten kota di Kalsel, diprediksi cerah berawan hingga cerah dari siang sampai malam hari. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan yang dapat menyebabkan kabut asap.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement