Sabtu 30 Sep 2023 13:21 WIB

Mendidik Anak untuk Tetap Cinta Budaya Sunda

Selama ini banyak orang yang apatis terhadap budaya Sunda.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Fuji Pratiwi
Bila Fahira Nugraha (7), juara ketiga Pupuh Sunda Wanoja dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kota Tasikmalaya, di Gedung Creative Center Kota Tasikmalaya, Jumat (29/9/2023).
Foto: Dok Pribadi
Bila Fahira Nugraha (7), juara ketiga Pupuh Sunda Wanoja dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kota Tasikmalaya, di Gedung Creative Center Kota Tasikmalaya, Jumat (29/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penampilan Bila Fahira Nugraha (7 tahun) dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kota Tasikmalaya, di Gedung Creative Center Kota Tasikmalaya, memukau banyak orang pada Jumat (29/9/2023). Siswi kelas 2 SDN 3 Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, itu menyanyikan pupuh Maskumambang dengan apik di hadapan para juri dan pengunjung yang datang.

Hasilnya tak disangka. Sebagai peserta paling muda di ajang itu, Bila yang mewakili Kecamatan Mangkubumi berhasil mendapatkan juara tiga tembang pupuh Sunda wanoja (perempuan) tingkat sekolah dasar FTBI tingkat Kota Tasikmalaya. 

Baca Juga

Ibunda Bila, Nita Marlianti (33 tahun), mengaku sangat bahagia dan bersyukur dengan pencapaian anaknya itu. Kegigihan anaknya yang sangat mencintai budaya Sunda berbuah hasil juara di Tingkat Kota Tasikmalaya meski usianya masih 7 tahun.

"Sangat senang dan bangga sekali," kata Nita.

Ia mengatakan, sejak masih duduk di taman kanak-kanak (TK), anaknya sudah pandai menyanyikan lagu Sunda. Bahkan, ketika duduk di kelas 1 sekolah dasar, anaknya telah berhasil menjadi juara 1 pupuh Sunda tingkat kecamatan. 

"Waktu itu kelas 1 SD. Sekarang kelas 2 SD jadi juara 3 bersaing dengan anak yang berusia di atasnya semua. Alhamdulillah," kata Nita.

Nita bersama suaminya berharap, kecintaan terhadap budaya Sunda yang ditanamkan ke anaknya sejak kecil dapat terus dikembangkan. Ia juga berharap anaknya itu dapat terus melestarikan kesenian Sunda. 

Apalagi, menurut dia, selama ini banyak orang yang apatis terhadap budaya Sunda. Di sisi lain, popularitas budaya Sunda kalah dengan kesenian modern.

"Saya berharap anak saya ini menjadi bukti, masih ada generasi muda dan anak-anak yang sangat cinta budaya Sunda. Sunda imah urang, Sunda jang urang, Sunda ku urang (Sunda jadi rumah kita, buat kita dan oleh kita)," ujar Nita. 

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto, mengaku senang FTBI tingkat Kota Tasikmalaya kali ini diikuti anak yang masih sangat belia. Bahkan, anak kecil tersebut mampu menyabet juara. 

Menurut dia, itu membuktikan bahwa saat ini masih ada orang tua yang menanamkan kesenian Sunda kepada anak-anaknya. Ia pun berharap, ajang FTBI dapat menjadi penyemangat bagi siswa lainnya dan para orang tua untuk mengenalkan budaya Sunda sejak kecil. 

"Saya harap Kota Tasikmalaya ke depan akan memunculkan prestasi-prestasi di tingkat provinsi dan nasional, demi melestarikan Budaya Sunda sejak dini kepada para pelajar," kata Indra. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement