Sabtu 30 Sep 2023 06:17 WIB

Pemprov DKI Subsidi MRT dan Transjakarta Rp 4,3 Triliun per Tahun

Subsidi diberikan untuk mengoptimalkan penggunaan transportasi umum oleh masyarakat.

Bus Transjakarta melintas di dekat proyek revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Senayan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Pemerintah subsidi Transjakarta dan MRT tiap tahun.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta melintas di dekat proyek revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran Senayan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Pemerintah subsidi Transjakarta dan MRT tiap tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi transportasi umum Rp 4,3 triliun per tahun. Hal itu bertujuan guna memudahkan mobilitas masyarakat dan mengoptimalkan penggunaan angkutan massal.

Subsidi itu terdiri atas Rp 800 miliar untuk Moda Raya Terpadu (MRT) dan Rp 3,5 triliun untuk Transportasi Jakarta (TransJakarta).

Baca Juga

"MRT itu juga masih disubsidi, setahun Rp 800 miliar," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat menjadi pembicara dalam acara Hub Talk yang diinisiasi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2023).

Begitu juga TransJakarta, juga disubsidi supaya masyarakat semua ingin menggunakan transportasi itu. "Total itu kurang lebih Rp 3,5 triliun untuk keseluruhan kalau masyarakat gunakan TransJakarta," kata Heru.

Dalam acara bertajuk "Suka Duka Membangun Konektivitas Nasional" itu, Heru menjelaskan MRT saat ini masih terus berproses. Transportasi MRT, kata Heru pertama kali ada di Jakarta dan dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo yang saat itu menjadi gubernur.

"Sekarang jadi model di masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat terus gunakan MRT, meskipun targetnya kurang lebih 1,3 juta, tapi sekarang yang pakai 800 ribu orang per hari," ujar Heru.

Selain itu, Heru juga menyebut kenyamanan pengguna transportasi bagi warga Jabodetabek menjadi prioritas utama dalam membangun sistem transportasi terintegrasi. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi pembiayaan dengan bersinergi bersama pemerintah pusat.

"Tentunya konsep itu berdasarkan konsep perencanaan dari Kemenhub dan bersinergi dengan kami. Jadi, DKI Jakarta sebesar 51 persen, lalu Kemenhub sebesar 49 persen," terang Heru.

Sama halnya seperti TransJakarta dan Kereta Api Indonesia (KAI) yang juga diberikan subsidi untuk warga yang ingin menggunakan transportasi itu.

Heru menjelaskan, biaya naik TransJakarta yang saat ini sebesar Rp 3.500 itu merupakan subsidi, jika nilai ekonomisnya bisa mencapai Rp 31.000. Subsidi itulah sebagai upaya kenyamanan dan kemudahan terhadap transportasi Jakarta.

Oleh karena itu, Heru meminta masyarakat yang menaiki transportasi umum di Jakarta dapat bersama-sama menjaga dan merawat transportasi itu. Setelah diresmikan Kereta Cepat Jakarta Bandung dan LRT, terlihat tren kenaikan penggunaan transportasi umum di Jakarta bertambah 3-3,5 persen.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement