Agar para petani tidak hanya jalan di tempat, Otoh berharap Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Bogor, bisa memerhatikan sumber air untuk petani. Mulai dari pembangunan irigasi, dam, parit, hingga modal para petani ke depannya setelah musim kemarau usai.
“Saluran irigasi infrastruktur masih kurang. Saluran belum tersentuh. Kami mohon kepada Pemda, Bogor khususnya, pembangunan dam parit dan saluran irigasinya,” kata Otoh.
Keresahan yang dirasakan petani, juga turut membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor merana. Sebanyak 7,5 Hektare sawah yang gagal panen itu, hanya segelintir dari ratusan hektare sawah se-Kabupaten Bogor yang juga mengalami gagal panen.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor mencatat ada hampir 600 hektare sawah di 24 kecamatan se-Kabupaten Bogor dilaporkan terdampak kekeringan. Dimana 230 hektare di antaranya mengalami gagal panen.
Ada tiga kriteria lahan perkebunan dan pertanian yang terdampak kekeringan. Pada kriteria ringan, lahan atau sawah mengalami tanah pecah namun tidak mendapatkan sumber air.
Kemudian, pada kriteria sedang, mengalami tanah pecah, tidak mendapatkan sumber air, namun pertumbuhan tanaman sudah terlihat bagus. Sedangkan, pada kriteria berat tanah sudah terbelah hingga kaki bisa masuk, dan daun-daun tanaman menggelinting.
Berharap segera turun hujan....