Senin 25 Sep 2023 14:38 WIB

Bahaya Buruknya Kualitas Udara Bagi Kesehatan Masyarakat

Polutan yang masuk ke dalam peredaran darah akan tertimbun di berbagai organ tubuh.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Kualitas udara yang buruk di Jakarta tentu berimplikasi signifikan terhadap kesehatan masyarakat. (ilustrasi)
Foto:

Salah kaprah teknologi modifikasi cuaca

Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN, Budi Harsoyo, menuturkan, saat ini masyarakat masih menganggap bahwa modifikasi cuaca sebagai hujan buatan. Menurut dia, istilah tersebut kurang tepat karena sejatinya modifikasi cuaca adalah men-trigger potensi hujan dalam awan di atmosfer.

“Hal ini dilakukan supaya hujannya bisa dioptimalkan dan jatuhnya di lokasi yang menjadi daerah target, agar tepat sasaran, dan efeknya bisa memperluas area covered hujan. Memperpanjang durasi life time awan, memperpanjang durasi hujan, dan meningkatkan intensitasnya," jelas dia.

Budi mengutarakan, awan-awan yang berpotensi di atmosfer ditrigger dengan menginjeksikan bahan semai. Bahan semai itu berupa garam NaCl atau CaCl2 yang berfungsi sebagai inti kondensasi di dalam awan, untuk memperbanyak aerosol.

"Aerosol ini akan bertumbukan dengan uap air yang ada di awan dan satu sama lain akan bergabung. Saat berat jenisnya sudah sama atau lebih berat dari grafitasi akan jatuh menjadi tetes hujan," kata Budi.

Dalam kondisi tidak ada potensi hujan, terang dia, TMC bisa dilakukan untuk mengurangi kepadatan polutan di permukaan dengan cara mengganggu kestabilan atmosfer. Hal itu sudah dilakukan oleh negara lain di Asia seperti Thailand yang melakukannya dengancara menebarkan dry ice. Sayangnya, dia menyebut Indonesia belum siap untuk melakukannya.

“Indonesia belum siap melakukannya, kecuali jika nantinya TMC akan menjadi solusi permanen. Intinya ada layer inversi yang terbentuk karena ada persamaan suhu di ketinggian tertentu, sehingga massa udaranya menumpuk dan terbentuk layer," terang dia.

Lebih jauh dia menerangkan, polutan-polutan yang ada dipermukaan tidak bisa terdispersi ke atas, karena tertahan oleh layer. Dengan menebarkan dry ice, profil suhu akan dinormalkan kembali, dan layer akan terbuka. Selanjutnya, polutan bisa bergerak ke atas dan tidak menumpuk di permukaan.

"Secara umum modifikasi cuaca bukan dijadikan sebagai upaya yang permanen. Tentunya polusi di Jakarta harus dicarikan akar masalahnya. Teknologi ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya menurunkan indeks kualitas udara dengan cepat," jelas Budi. 

Saat musim kemarau, ucap dia, kendala terbesar adalah kelembaban udara di lapisan atas relatif kering, dan energi konvektif potensialnya relatif rendah. Karena itu hujan paling efektif untuk meluruhkan indeks kualitas udara. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement