Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago juga menilai, peluang memenangi pilpres besar jika Ganjar dan Prabowo bisa bersatu. Namun, Pangi menilai kans menyatukan Ganjar dan Prabowo sebagai pasangan di pilpres kecil.
"Kalau tiga pasang calon yang bertanding, ada kemungkinan kans menang adalah poros perubahan. Karena lebih solid suaranya dibandingkan poros kekuasaan atau poros keberlanjutan. Apalagi elektabilitas capres kita tidak ada yang modal elektoralnya melewati ambang batas 50," ujar Pangi dalam keterangannya, Jumat (22/9/2023).
Pangi melanjutkan, terlebih elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menguat signifikan. Sehingga, untuk membuka peluang kemenangan maka koalisi pemerintah harus bersatu.
"Kalau elektabilitas Anies-Cak Imin menguat dan terjadi pertumbuhan elektoral per 19 Oktober besok, maka kuat dugaan Prabowo-Ganjar akan bersatu, kalau terancam maka mereka dua kubu ini akan menyatu," ujarnya.
Selain itu, Pangi menilai opsi menyatukan Prabowo dan Ganjar disebut juga keinginan dari Presiden Joko Widodo. Hal ini agar keduanya bisa menang dan tidak mendapatkan lawan tanding yang sebanding.
"Jokowi nampaknya sangat happy kalau Prabowo dan Ganjar bisa dilebur jadi satu poros. Sehingga ada kemungkinan bisa pasangan ini menang dengan mudah satu putaran saja," ujar Pangi.
PDIP sendiri menurut Pangi, saat ini dalam posisi kurang percaya diri hanya berkoalisi dengan satu partai parlemen yakni PPP. "PDIP dan Ganjar nampaknya mulai tidak percaya diri karena faktor partai penggusung per har ini partai parlemen hanya satu partai yakni PPP," ujarnya.
Namun demikian, wacana penyatuan Prabowo-Ganjar ini tidak mudah, mengingat PDIP harus merelakan posisi capres untuk Prabowo dan hanya puas menempati cawapres. "Itu yang tentu tidak mudah. Partai pemenang pemilu mau mengalah kadernya menjadi cawapres," ujarnya.