Kamis 21 Sep 2023 11:04 WIB

UT Angkat Isu Ekonomi Biru dan Hijau pada ISBEST ke-6

UT mengajak semua pihak untuk melestarikan keberlangsungan kehidupan di muka bumi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat, saat ditemui di Kampus UT, Tangerang Selatan, Rabu (20/9/2023).
Foto: Republika/ Ronggo Astungkoro
Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat, saat ditemui di Kampus UT, Tangerang Selatan, Rabu (20/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Terbuka (UT) mengajak semua pihak untuk melestarikan keberlangsungan kehidupan di muka bumi, di samping terus melakukan upaya peningkatan kemampuan ekonomi. Hal itu dilakukan lewat Internasional Seminar on Bussines, Economics, Social Science and Technology (ISBEST) dengan tema ekonomi hijau dan ekonomi biru.

“Semangat untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat juga harus diiringi dengan kesadaran untuk memelihara lingkungan yang sehat dan baik untuk kehidupan,” ujar Rektor UT, Ojat Darojat, usai membuka ISBEST ke-6 di UT Convention Center, Tangerang Selatan, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, berbicara mengenai pembangunan ekonomi, tidak hanya tentang angka-angka keuangan saja, tapi juga bagaimana pembangunan ekonomi dilihat dari angka kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. Di mana, hal itulah yang akan menjamin tersedianya sumber daya alam bagi anak cucu bangsa.

“Kita ingin meningkatkan kesadaran para pelaku ekonomi bagaimana di samping punya motiviasi untuk menjadi pengusaha, meningkatkan kemampuan ekonomi baik untuk dirinya, keluarga, buat masyarakat, tapi juga diiringi kesadaran untuk meningkatkan kualitas lingkungan,” kata dia.

ISBEST ke-6 itu mengambil peran dalam menghadirkan wawasan dan pengetahuan terkini tentang kondisi dan permasalahan wirausaha di ekosistem ekonomi hijau atau biru. Ada sejumlah pembicara yang dihadirkan, salah satunya Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim. Selain itu, ada dua orang pembicara panel dari University Malaya, Malaysia, dan Gachon University, Korea Selatan.

Penyelenggaraan konferensi itu diharapkan menjadi langkah peningkatan jumlah publikasi internasional. Kegiatan yang bersifat diskusi ilmiah internasional itu diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri. Tercatat ada 74 penyaji makalah secara daring maupun luring dari dalam dan luar negeri, juga diikuti partisipan dari umum dan sivitas akademik.

Luaran publikasi konferensi ISBEST adalah Proceeding Internasional Seminar on Business, Economics, Social Science and Technology yang akan memberikan kontribusi dalam diseminasi hasil konferensi kepada dunia akademik dan industri. Diharapkan seluruh rangkaian acara akan memberikan pandangan mengenai tantangan kewirausahaan di era ekonomi digital.

“Serta mampu menerapkan dan menciptakan strategi kewirausahaan yang mempunyai manfaat dan profitabilitas. Selain itu, peserta juga diharapkan memiliki cara pandang dan pemahaman baru terkait kewirausahaan dan isu-isu ekonomi yang sedang berkembang,” kata dia.

Ojat juga mengatakan, seminar itu penting dilakukan oleh UT karena UT merupakan kampus besar dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Ketika kegiatan ini dilakukan dan dipublikasikan ke daerah-daerah, maka dampak dari seminar akan menjadi semakin masif. Menurut dia, persoalan green dan blue economy penting untuk disosialisasikan ke daerah-daerah.

“Masalah green dan blue lingkungan itu lebih banyak di kota-kota besar. Tapi dalam rangka antisipasi untuk kehidupan yang lebih baik, harus ditanamkan sejak saat ini soal nilai-nilai keutamaan hidup di dunia,” ujar Ojat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement