REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta (FTAN UMJ) melakukan panen sayur caisim pada Selasa (19/09/2023) yang merupakan hasil budidaya tanaman hidroponik dari kebun milik FTAN UMJ. Sayur caisim yang dihasilkan secara hidroponik ini lebih segar dan renyah.
Kepala Laboratorium dan Kebun, Dirgahani Putri, SP, MSi, menjelaskan proses penanaman sayur caisim mulai dari penyemaian hingga memasuki masa panen. Budidaya sayur caisim memakan waktu kurang lebih selama enam pekan saja. Terlebih dahulu caisim ditanam selama tiga hari di tempat yang teduh sampai berkecambah, kemudian dipindahkan ke tempat persemaian selama 10 hingga 14 hari.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan selama proses budidaya adalah kebersihan lingkungan dan nutrisi. "Sayur caisim membutuhkan nutrisi di atas 1100 hingga 1200. Nutrisi sayur caisim diperoleh melalui air yang dialiri secara terus-menerus. Tanaman hidroponik caisim tidak bergantung dengan kondisi cuaca, hanya saja membutuhkan sinar matahari yang cukup," ungkap Dirgahani.
Tidak hanya hidroponik, sayur caisim juga dapat ditanam menggunakan media tanah namun, proses budidaya sayur caisim menggunakan hidroponik memakan waktu lebih singkat dibandingkan menggunakan media tanah, karena selalu dialiri air.
Kebun milik FTAN UMJ secara berkala menghasilkan panen berbagai jenis sayur setiap bulannya dan menghasilkan sayur yang hijau segar dan berkualitas. Hasil panen sayur ini kemudian akan dipasarkan di lingkungan UMJ dengan harga yang terjangkau.
Lebih lanjut, dalam rangka memeriahkan Hari Bermuhammadiyah VII yang akan diselenggarakan oleh FTAN UMJ sebulan mendatang, sayur caisim saat ini tengah disiapkan untuk dipanen dan akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.