Jumat 15 Sep 2023 17:45 WIB

Presiden Jokowi Panggil Mantan Mentan Amran, Ada Apa?

Amran sebut pertemuannya dengan Jokowi bahas perekonomian sosial.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
 Amran Sulaeman
Foto: Republika/ Wihdan
Amran Sulaeman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Andi Amran Sulaiman ke Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (15/9/2023). Amran merupakan Menteri Pertanian di Kabinet Kerja periode 2014-2019.

“Iya baru ketemu dengan beliau (Presiden Jokowi),” kata Amran di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Amran mengatakan, pertemuannya dengan Jokowi membahas soal masalah ekonomi nasional dan juga daerah. Amran sendiri dikenal sebagai seorang pengusaha. “Saya kan jadi pengusaha, jadi diskusi masalah tentang ekonomi bagaimana ekonomi Indonesia, bagaimana kondisi ekonomi daerah, tentang bahas ekonomi,” jelasnya.

Menurutnya, ia sudah beberapa kali berdiskusi dengan Jokowi soal masalah ekonomi. Ia pun membantah dirinya mendapatkan tawaran untuk menjadi menteri di kabinet saat ini. “Tidak, tidak (ada tawaran menjadi menteri). Jadi memang bukan satu kali saja, kalau tidak salah selama saya tidak menjabat sudah lima kali dulu diskusi masalah tebu, pabrik gula yang sudah kita sudah operasi di Bombana dan itu pabrik gula modern,” jelas dia.

“Kemudian biofuel, kemudian dulu pernah (diskusi) masalah nikel. Dan diskusi tentang ekonomi bagaimana kondisi riil di bawah. Jadi kalau tidak salah sudah lima kali diskusi tentang usaha,” kata dia melanjutkan.

Ia menjelaskan, secara umum diskusi dengan Jokowi membahas soal sumber daya alam di kawasan Indonesia Timur yang luar biasa. Salah satunya yakni nikel. Indonesia, kata dia, memiliki cadangan 52 persen nikel untuk seluruh dunia.

“Secara umum kita harapkan ke depan khusus ini kami diskusi juga tentang Timur, di Timur, Kawasan Timur ini luar biasa kayanya sumber daya nikel dengan lainnya. Bayangkan kita punya cadangan 50 persen ada di Indonesia untuk seluruh dunia ada 52 persen dan 52 persen ini ada Sulawesi,” kata dia.

Sehingga jika cadangan nikel tersebut dapat diolah dengan baik, maka akan memberikan manfaat yang besar. Salah satunya yakni untuk baterai kendaraan listrik. “Bayangkan nanti ke depan kalau nikel ini cobalt itu menjadi baterai yakan jadi bisa menjadi motor listrik bisa menjadi mobil listrik, sepeda listrik. Bahkan listrik yang kita gunakan bisa tergantikan dari bahan baku nikel ini,” ujar Amran.

Amran pun menyebut nantinya Indonesia Timur bisa menjadi episentrum ekonomi baru untuk nasional, bahkan dunia karena kekayaan sumber daya alamnya. Karena itu, ia mendukung program hilirisasi industri yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi yang bisa memberikan nilai tambah.

“Kalau nikel ini kita hilirisasi seperti sekarang program bapak Presiden luar biasa berani mengambil keputusan melakukan hilirisasi. Value-nya luar biasa,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement