Kamis 14 Sep 2023 13:56 WIB

Pemilu 2024 dan Upaya Menyatukan Umat untuk Memilih Pemimpin Bangsa

Pemilu 2024 merupakan momentum strategis yang menentukan masa depan Indonesia.

Ilustrasi pemungutan suara dalam pemilu.
Foto:

Oleh : Oleh: KH Athian Ali, Ketua Umum Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI)  

Menghadapi situasi yang sangat tidak sehat ini, seharusnya ulama dan umat  segera bersatu. Namun ironisnya, upaya ke arah persatuan terasa semakin jauh dari kenyataan. Yang ada dan acapkali dipertontonkan selama ini, justeru upaya mempertajam perbedaan yang bukan prinsip untuk semakin menjauhkan persatuan dari harapan. 

Sudah sejak lama ulama dan umat dibagi-bagi ke dalam berbagai firqah - golongan -, di mana satu sama lain disibukkan hanya untuk saling mengecam dan menjatuhkan. Sehingga setelah masing-masing babak-belur, maka hilanglah kekuatan dan wibawa di hadapan lawan yang sesungguhnya (Alquran surat. Al Anfaal 46). 

Persatuan terasa semakin jauh dari harapan, ketika akhir- akhir ini dipertontonkan kepada umat perdebatan yang emosional terkait nasab Rasulullah SAW.  Antara pihak yang ingin diakui sebagai keturunan Nabi  dengan pihak yang menentangnya. 

Apa urgensinya ini semua bagi umat? 

Lagi pula, bukankan agar terhindar dari ashobiyah - fanatisme - Allah SWT mengingatkan, bahwasanya perbedaan jenis pria dan wanita, bangsa, golongan (termasuk warna kulit dan status sosial) dimaksudkan Alloh SWT hanya sekedar lita'aarafu - untuk memudahkan satu dengan yang lain saling mengenal - bukan untuk dibangga-banggakan. Yang paling mulia di sisi Allah SWT samasekali tidak dilihat dari atribut-atribut duniawi seperti itu, tapi oleh siapa yang paling bertakwa  (Alquran surat Al Hujuraat 13). 

Agar umat tidak semakin tenggelam dalam jurang ashobiyah, Rasulullah SAW secara eksplisit mengingatkan, jika semua manusia  berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Tidak ada kemuliaan bagi orang Arab terhadap non Arab dan atau sebaliknya. Orang kulit putih terhadap orang kulit hitam dan atau sebaliknya, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT.  

 

Sebelum segala sesuatunya terlambat dan kita kemudian hanya meratapi nasib dalam penyesalan, mari kita singkirkan selimut ashobiyah yang selama ini menyelimuti perasaan dan pemikiran kita. Satukanlah umat, diantaranya dalam menentukan dan memperjuangkan siapa yang lebih berhak dan lebih maslahat bagi umat dan bangsa ini untuk memimpin NKRI di tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement