REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Gun Gun Sumarna mengatakan telah menyurati PDAM Tirtawening Kota Bandung terkait keluhan banyaknya hydrant atau alat pemasok air yang tidak dapat berfungsi. Gun Gun mengungkapkan, dari 200 hydrant yang ada, hanya empat yang dapat berfungsi.
"Hydrant ada, tetapi airnya tidak ada. Seperti di Pasar Caringin, tidak ada debit airnya,” kata Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Gun Gun Sumaryana di Balai Kota Bandung, Selasa (13/6/2023).
“Kita sudah kembali menerbitkan surat ke Perumda Tirtawening, termasuk kita akan bersurat kepada seluruh pengelola pasar, rumah sakit agar peduli terhadap hydrant yang ada disekelilingnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gun Gun mengungkapkan, dari empat hydrant yang saat ini masih berfungsi, hanya dua saja yang memiliki debit air besar. Dia juga mengatakan telah melakukan pengecekan ulang katup penghubung hydrant.
"Seperti di wilayah Kordon dan Supratman. Itu airnya besar. Kita pun sudah cek kembali di Supratman katup untuk koneksi ke mobil. Yang satu sudah mulai patah dan kita harus berkirim surat untuk diperbaiki, ungkapnya.
Sementara itu, Dirut Perumda Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi juga mengakui bahwa sejumlah hydrant di Kota Bandung memang tidak dalam kondisi ideal. Faktor utama, adalah ketersediaan air baku yang belum merata di beberapa wilayah penempatan hydrant.
"Ini harus dipahami oleh teman-teman di Diskar PB, bahwa hydrant harus ditempatkan pada posisi yang ada airnya, dan tentu memiliki tekanan. Sementara kapasitas produksi air baku di kita belum besar," kata Sonny di Balai Kota Bandung, Selasa 12 September 2023.
Sony mengatakan, saat ini PDAM Tirtawening belum bisa memproduksi air dalam kapasitas besar, dan masih memprioritaskan kebutuhan air baku bagi masyarakat. Kondisi ini membuat sebagian besar pipa hydrant tidak memiliki tekanan yang cukup, bahkan tidak seluruh pipa dialiri air selama 24 jam karena adanya aliran bergilir, terang Sony.
"Jadi hydrant yang airnya dipastikan ada 24 jam hanya hydrant yang dipasang di sepanjang jalur pipa transmisi air baku karena itu 24 jam ada airnya," terang Sony.
"Tapi kalo di sistem distribusi mah tidak ada, maka banyak hydrant juga tidak ada airnya karena kita juga tidak ada airnya," sambungnya.
Namun begitu, Sony menegaskan pihaknya siap membantu Diskar PB saat membutuhkan air dalam jumlah besar ketika terjadi peristiwa kebakaran. Perumda Tirtawening Kota Bandung dipastikan terjun ke lapangan jika memang dibutuhkan.
"Teman-teman dari Diskar PB tinggal telepon saja ke kita. Kita akan bantu dengan menghadirkan truk-truk tangki. Nanti truk tangki kita hadir untuk menyuplai kebutuhan air, dan kita nanti yang akan bolak balik cari airnya. Jadi, coba komunikasikan ke kita," ujarnya.