Zaki sudah menduga ancaman tersebut berkaitan dengan aksinya bersama teman-teman mahasiswa atas nama Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Bukittinggi Selasa lalu. Saat itu, Zaki berorasi menolak kedatangan Gubernur Mahyeldi di acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).
Zaki mengaku tidak takut dengan ancaman pembunuhan dan kata-kata makian yang ia terima melalui pesan WA tersebut. Menurut Zaki, mendapatkan teror dan ancaman merupakan sebuah konsekuensi keberanian memperjuangkan hak masyarakat dengan mengkritik pemerintah.
“Ancaman seperti ini sudah konsekuensi yang saya dapat atas aksi memperjuangkan masyarakat. Ancaman ini tidak mematahkan semangat dan tidak membuat saya takut," ujar Zaki.