REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies, Nyarwi Ahmad melihat ada fenomena menarik menjelang Pemilu 2024 yang berbeda dengan Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Nyarwi menilai efek ekor jas (coat-tail effect) yang dimiliki Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya dirasakan bakal capres PDIP Ganjar Pranowo dan bakal capres Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, efek ekor jas juga dirasakan bakal capres dari Nasdem Anies Baswedan.
"Coat-tail effect ini kan tidak hanya sesuatu yang sifatnya positif, tapi ada juga reverse, terbalik atau negatif. Jadi coat-tail effect Jokowi ini itu saya lihat efeknya bukan hanya ke Prabowo maupun kepada Ganjar dimana keduanya bisa mendapatkan blessing atau berkah elektoral dari kinerjanya Pak Jokowi, kepuasan pada Pak Jokowi tapi juga (dirasakan) pada Anies Baswedan," kata Nyarwi dalam sebuah diskusi daring Bedah Hasil Survei Kepemimpinan Nasional, Rabu (30/8/2023).
Nyarwi menjelaskan, jika data survei menunjukan kepuasan kepada Jokowi terus merangkak naik, maka peluang elektabilitas Anies Baswedan untuk naik itu juga dinilai sangat berat sekali. Oleh karena itu menurutnya tidak heran jika Anies meskipun bersama dengan koalisinya mengusung semangat perubahan untuk persatuan, namun narasi perubahannya tidak pernah disampaikan secara eksplisit. Begitu juga dengan dua bakal capres lainnya.
"Karena apa, karena dominasi coat-tail effect Jokowi ini luar biasa," ujarnya.
Kendati demikian menurut militansi pendukung Anies dinilai lebih tinggi dibanding pendukung bakal capres lainnya. Untuk itu meski di survei elektabilitas Anies masih di urutan buncit, namun dengan militansi pendukungnya ada kemungkinan elektabilitas Anies terakselerasi meningkat luar biasa.
"Kalau tingkat kepuasan pada Pak Jokowi itu mengalami penurunan, maka ruang (meningkatnya elektabilitas Anies) itu akan terbuka, atau yang kedua, tim kampanye suporter relawan organik oleh Anies ini juga berjejaring makin menguat maka ini juga peluang untuk terjadi akselerasi luar biasa," ujarnya.
"Tingkat kepuasan publik pada pemerintahan Pak Jokowi ini menjadi variabel penting menurut saya, variabel yang mungkin dominan yang bisa menentukan nasib capres maupun cawapres," kata dia menambahkan.
Selain itu Dosen Ilmu Komunikasi UGM itu mengatakan efek ekor jas Jokowi tidak hanya dirasakan kandidat capres, tetapi juga dirasakan partai pengusung bakal capres. Partai Gerindra misalnya yang elektabilitas naik seiring naiknya kepuasan terhadap Jokowi.
"Tapi saya sendiri pandangan subyektif saya, nanti perlu diuji dengan data, justru ini (dipengaruhi) coat-tail effect Jokowi. Jadi ada kesan di Gerindra pun elektabilitas naik juga ketika Prabowo sudah ada di pemerintahan mendukung Jokowi dan setiap kali Pak Prabowo di beberapa event, disebutkan dikonsultasikan dengan presiden. pilihan-pilihan kebijakannya ini bagian dari pemerintahan," tegas Nyarwi.