Jumat 01 Sep 2023 07:10 WIB

Digempur Mobil Listrik China

Mobil asal China kian berkembang dan mampu bersaing serius secara global.

Mobil listrik buatan Cina membanjiri pasar Indonesia. Foto ilustrasi BYD Co, mobil listrik asal Cina.
Foto: Autoexpress
Mobil listrik buatan Cina membanjiri pasar Indonesia. Foto ilustrasi BYD Co, mobil listrik asal Cina.

Oleh : Nora Azizah, Redaktur Spesial Produk Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, China nampaknya tidak setengah hati ingin menguasai pasar bisnis secara global. Sebut saja pasar perangkat elektronik. Saat ini, produk asal China kian mendominasi di rumah tangga, mulai dari televisi, AC, hingga kulkas.

Kemudian, pasar ponsel pintar juga tidak ketinggalan. Dengan beragam inovasi produk dan teknologi, China terus unjuk gigi memenuhi permintaan pasar.

Meski perangkatnya bukan menjadi yang terbaik, akan tetapi mungkin setengah dari pasar produk elektronik hingga ponsel pintar dikuasai China. Alasan konsumen sederhana, produk China mumpuni secara teknologi didukung dengan harga yang miring.

Saat ini, China terlihat kian serius menggeluti industri otomotif. Dalam beberapa tahun terakhir, merek China kian berkembang dan menunjukkan kemajuan signifikan di pasar otomotif secara global.

China menunjukkan keseriusan di pasar otomotif dengan meningkatkan kualitas. Investasi besar dan pengembangan membuat China bisa menghasilkan produk mobil sesuai standar konsumen.

Belum lagi, sejumlah fitur yang diberikan pada mobil China tergolong terkini. Ini menjadi bukti bahwa China cukup inovatif di bisnis kendaraan.

Pengakuan produk China di mata konsumen juga terlihat dari harganya yang sangat kompetitif. Tidak heran apabila teknologi dan spesifikasi yang diberikan sudah sesuai standar global, namun harga mobil cukup terjangkau. Siapa yang tidak suka?

Kehadiran mobil China di pasar Indonesia mungkin sudah ada belasan tahun lalu. Saat itu, mobil kecil Chery melantai dengan desainnya yang unik, menarik, akan tetapi dibanderol dengan harga murah.

Kemudian, jenama Wuling juga tak bisa dianggap remeh. Saat ini, merek Wuling cukup banyak dijumpai di jalan. Wuling memberikan pilihan mobil untuk keluarga dengan kapasitas besar dan lega, teknologinya mumpuni, akan tetapi harganya sangat terjangkau kantong masyarakat.

Konsistensi China di pasar otomotif kian terlihat saat ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 lalu. China memboyong sejumlah mobil listriknya untuk diperkenalkan ke konsumen Indonesia.

Pabrikan China menjadi yang paling menonjol memperkenalkan mobil listrik ke konsumen Indonesia. Bahkan, beberapa merek sudah siap mengirim produknya ke tangan konsumen.

Sama seperti mobil China konvensional, di segmen kendaraan listrik, China juga menawarkan spesifikasi mobil yang menarik dengan harga sangat terjangkau. Salah satu merek yang membawa produknya ke Indonesia adalah Wuling.

Wuling kian getol bermain di pasar mobil listrik dengan sejumlah varian yang dihadirkan. Tidak heran apabila Wuling cukup menyita perhatian konsumen karena bisa memberikan mobil listrik dengan harga mulai dari Rp 200 juta.

Namun, merek China yang paling menyita perhatian pencinta otomotif yang K-Kooper Series. Melalui Kurnia Motors, K-Kooper Series dipasarkan di Indonesia dengan harga mulai dari Rp.85 juta.

KX Upgrade juga dibanderol dengan harga terendah, mulai dari Rp 100 juta. Harga ini bahkan sudah mencakup biaya pajak dan lainnya.

Untuk ukuran mobil sangat mungil, K-Kooper memang sangat menarik perhatian. Mobil listrik kecil ini cocok dipakai di dalam kota. K-Kooper juga cocok bagi pemula yang baru memiliki dan belajar mengendarai mobil listrik.

Bergeser ke tipe di atasnya, ada Neta yang dibawa China ke Indonesia. Dari segi penampilan, Neta memang sangat membuat penasaran.

Mobil ini tergolong cukup premium karena dibanderol hampir Rp 400 juta per unit. Namun, dengan harga tersebut, pemiliknya bisa menikmati beragam fitur dan teknologi terkini mobil listrik.

Tidak hanya itu, Neta mendesain mobilnya sangat unik dan nyaman dipandang mata. Mobil-mobil Neta dibalut dengan warna-warna klasik sehingga berkesan seperti mobil retro yang berkelas.

Apabila melihat cukup banyak merek dan tipe mobil yang dibawa China ke Indonesia, hal ini menandakan Indonesia memang menjadi pasar 'empuk' bagi industri otomotif. Hal ini juga terlihat dari ratusan SPK yang tercatat di GIIAS 2023 untuk mobil listrik buatan China.

Meski tergolong mobil dengan merek baru, konsumen Indonesia cukup berani merogoh kocek demi menjajal mobil listrik. Membeli mobil sebagai kendaraan jangka panjang seolah menjadi urusan belakangan. Membayar ratusan juta untuk mobil listrik dianggap tidak apa-apa demi mengikuti perkembangan zaman.

Tidak hanya pintar membaca selera konsumen, China juga nampaknya tidak khawatir dengan ekosistem yang ada di Indonesia. Meski stasiun pengisian daya mobil listrik belum cukup masif, China tetap optimistis dengan pasar.

Harga mobil listrik yang sangat kompetitif juga menjadi nilai lebih bagi China bersaing di pasar kendaraan listrik. Hal ini justru menjadi senjata paling ampuh yang membuat mobil listrik China laris manis.

Dengan komitmen memberikan harga murah, China seakan ingin memberikan anggapan bahwa mobil listrik bisa dimiliki siapa saja, tak hanya bagi mereka kalangan atas. Tentu sangat berbeda dengan mobil pabrikan Jepang atau Eropa yang mematok harga sangat tinggi sehingga mobil listrik seakan hanya untuk kalangan atas.

Strategi China dalam menggempur pasar otomotif melalui mobil murahnya memang patut diacungi jempol. China mengubah pola pikir konsumen yang beranggapan mobil listrik mahal dan tidak bisa dijangkau.

Seperti layaknya barang mewah merek lokal yang beradu dengan label internasional. Meski tidak memiliki mobil listrik dengan merek kenamaan dunia, konsumen pengguna merek China tetap bisa merasakan pengalaman mengendarai mobil listrik. Bahkan, juga mendapatkan kemewahan dari teknologi yang mumpuni.

Indonesia seharusnya bisa mencontoh sikap optimistis China dengan produk buatannya. Jangan sampai, ketika mobil listrik sudah menjadi kendaraan masif, Indonesia masih tetap menjadi sasaran pasar yang empuk daripada pemain unggul di negeri sendiri. Kondisi ini tentunya hanya mengulang sejarah bagi Indonesia di pasar mobil konvensional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement