Selasa 22 Aug 2023 16:08 WIB

Perlukah Satu Lagi Bank Syariah Besar di Indonesia?

Brand image perbankan syariah Indonesia sangat bergantung pada BSI.

Kantor BSI.
Foto:

Perlu Bank Besar Lainnya

Dengan segala kondisi di atas, Indonesia membutuhkan satu lagi bank syariah dengan aset yang besar, setidaknya lebih dari Rp 100 triliun. Ini penting agar dinamika dan struktur industri perbankan syariah menjadi lebih sehat, sebagaimana belasan tahun yang lalu saat BSM dan Bank Muamalat menjadi dua bank terbesar yang sama-sama mewarnai dan merepresentasikan industri keuangan syariah secara berimbang.

Pertanyaannya kemudian, apakah hal tersebut mungkin terwujud?

Pada dasarnya, tidak ada yang dapat menjawab pertanyaan ini dengan memuaskan. Kita hanya dapat memprediksi peluang terjadinya. Pertama, skenario yang sepertinya sudah usang namun baik jika dibangkitkan kembali ialah konversi Bank BTN menjadi bank syariah. Skenario ini adalah yang paling ideal karena selain akan menambah aset dan market share perbankan syariah, aset BTN lebih besar dari BSI sehingga akan sangat mampu mengimbangi dominasi BSI.

Kedua, konsolidasi perbankan syariah melalui Bank Muamalat sebagai anchor. Dengan kondisi yang mulai turn around dan posisi aset lebih dari Rp 60 triliun, muncul harapan agar BPKH atau strategic investor mampu melakukan akuisisi bank lain atau bank syariah lain untuk dilebur ke dalam Bank Muamalat. Bagaimana pun, pondasi bisnis, basis nasabah, brand value dan jaringan Bank Muamalat masih sangat kuat, sehingga menjadi modal untuk melesat ke posisi yang lebih tinggi.

Ketiga, konsolidasi lintas batas antara BUMN, swasta dan BPD dimana BTN Syariah menjadi anchor. Dengan kewajiban spin-off yang sudah di depan mata, alangkah sayangnya jika spin-off BTN Syariah tidak dilakukan secara lebih strategis dan konsolidatif. Melalui induknya, Bank BTN dapat mengakuisisi Bank Umum Syariah (BUS) swasta dan juga beberapa UUS BPD yang membutuhkan strategic investor, agar dalam waktu segera bank hasil spin-off bisa memiliki aset di atas Rp 100 triliun.

Selain perlunya kehadiran dari sisi aset yang besar, terlebih penting lagi ialah bagaimana bank tersebut tetap berupaya optimal untuk memberikan pelayanan yang terbaik, meski asetnya sudah besar. Produk yang dimiliki juga menunjukkan keunikan syariah, selain mengutamakan benefit bagi nasabah.

Ditambah dengan jangkauan layanan yang lebih luas melalui sinergi dengan jaringan kantor dan SDM bank induk, serta infrastruktur IT dan manajemen risiko yang jauh lebih andal agar tidak lagi terjadi risiko yang merugikan nama baik industri keuangan syariah. Lebih jauh lagi, bank syariah besar ini harus lebih inklusif untuk menampung lebih banyak talenta dari dalam dan luar negeri, karena bagaimana pun cita-cita menjadi bank global harus juga diiringi dengan strategi model bisnis domestik dan keberadaan SDM-SDM yang juga berwawasan global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement