REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Litbang Kompas menunjukkan capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan terus mengalami kekalahan ketika dilakukan head to head dengan capres-capres lain, baik Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, mereka akan senantiasa menjadikan hasil-hasil survei sebagai referensi penting. Sekaligus, sebagai acuan dalam mengevaluasi dan merumuskan berbagai hal.

"Namun, kami juga belajar dari pengalaman kalau sering pula hasil yang terjadi kemudian berbeda dengan yang terpotret pada hasil berbagai lembaga survei," kata Kamhar kepada Republika, Selasa (22/8).

Apalagi, ia mengingatkan, politik memang dinamis. Karenanya, atas survei Litbang Kompas ini, Kamhar menekankan, Partai Demokrat akan senantiasa menyampaikan apresiasi dan menjadikan itu sebagai bahan perhatian.

Meski begitu, Kamhar mengaku melihat masih tersedia cukup waktu untuk mengejar ketertinggalan dan malah membalik keadaan. Diantaranya dapat dilakukan dengan melakukan deklarasi capres-cawapres sesegera mungkin. "Salah satunya dengan menyegerakan deklarasi paket komplit capres dan cawapres pendamping Mas Anies," ujar Kamhar.

Ia mengingatkan, momentum itu diciptakan dan bukan terberi atau sesuatu yang diberikan. Karenanya, Kamhar berpendapat, deklarasi paket komplit bisa menjadi momentum politik yang sangat baik bagi Koalisi Perubahan.

"Ini yang mesti dicermati secara seksama, salah menghitung waktu, sesal kemudian. Kita semua tak ingin itu terjadi," kata Kamhar.

Sebelumnya, survei Litbang Kompas menyebut capres dari Gerindra, Prabowo Subianto selalu ke luar sebagai pemenang ketika dilakukan head to head. Baik jika dihadapkan dengan Ganjar Pranowo maupun dengan Anies Baswedan.

Sedangkan, capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, disebut mampu memenangi elektabilitas dengan raihan 34,1 persen. Ganjar jadi yang tertinggi dan mampu mengalahkan elektabilitas Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika