REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung mendapatkan bantuan pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dari Kementerian Pekejerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tiga TPST yang dicanangkan akan menggunakan teknologi pengolahan Refuse Derived Fuel (RDF) itu rencananya akan didirikan di wilayah Nyengseret, Taman Tegalega, dan Cicabe.
Kepala DLH Kota Bandung Dudy Prayudi mengakui hingga saat ini Pemerintah Kota Bandung masih berupaya menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini didasari masih banyaknya masyarakat yang menolak pembangunan TPST di wilayah mereka.
"Ini proses sosialisasi sedang dilalukan oleh camat dan lurah, intens pendekatan. Hari ini RW, kemudian tokoh masyarakat mengajak kepada masyarakat untuk melihat TPST Cicukang Holis," kata Dudy dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/8/2023).
Menurutnya, penolakan warga dikarenakan belum dalamnya pemahaman tentang peran dan manfaat TPST bagi penyelesaian masalah sampah di Kota Bandung. Dia juga menekankan, upaya pengoptimalan pengelolaan sampah harus meliputi berbagai aspek, mulai dari regulasi, teknologi, pembiayaan, hingga partisipasi masyarakat.
"Jadi masyarakat akan diperlihatkan seperti apa TPST yang akan dibangun, itu bisa menjawab kekhawatiran selama ini, mereka belum paham berkaitan dengan pengolah sampah," ujarnya.
Lebih lanjut, Dudy menjelaskan, TPST ini akan mengedepankan pengelolaan sampah melalui teknologi RDF, dimana limbah sampah akan diolah sebagai sumber energi terbarukan sebagai alternatif batu bara. Adapun waktu pengoperasian, jika merujuk pada kontrak pembangunan oleh Kementerian PUPR, maka ditargetkan rampung pada Juni 2024.
"Sampai Juni 2024 kontrak pembangunannya oleh Kementerian PUPR. Selama 10 bulan pendampingan setelah itu diserahkan ke kami (Pemkot Bandung) untuk dioperasikan dan di anggarkan pada APBD," paparnya.
Dia menjelaskan, tiga proyek nasional yang masuk dalam program berskala nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah yang beradaptasi dengan berbagai kondisi perkotaan yang berbeda di Indonesia ini ditaksir akan mengolah setidaknya 100 ton sampah per hari.
Dudy mengatakan, berdasarkan data, produksi sampah harian Kota Bandung mencapai sekitar 1.300 ton perhari, atau membutuhkan setidaknya 259 ritase per hari ke TPA Sarimukti.
"Apabila 3 TPST ini beroperasi, maka akan terolah sebesar 100 ton per hari sampah sehingga mengurangi sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti," harap Dudy.