Senin 21 Aug 2023 03:27 WIB

Ratusan Penari 'Sabang Merauke; Pahlawan Nusantara’ Tampil Memukau di JIExpo Jakarta

Mereka membawakan seni tradisional hingga modern.

Pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara yang diselenggarakan pada 19 dan 20 Agustus 2023 di JIExpo Theatre, Jakarta.
Foto: Dok. web
Pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara yang diselenggarakan pada 19 dan 20 Agustus 2023 di JIExpo Theatre, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 203 penari tradisional dan modern menampilkan aksi spektakuler di atas panggung Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ yang diselenggarakan pada 19 dan 20 Agustus 2023 di JIExpo Theatre, Kemayoran, Jakarta. Pada pertunjukan yang digagas oleh iForte dan BCA tersebut, ratusan penari menampilkan beragam koreografi yang mencerminkan keragaman budaya warisan leluhur bangsa yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Di bawah komando Sandhidea Cahyo Narpati sebagai lead koreografer, keindahan gerak tari juga didukung oleh koreografer lainnya yaitu Dian Bokir, Puri Senja, Rizqy Dhafin, Eka Lutfi, Safina Adriani, Pulung Jati, serta para seniman tari daerah yakni Mugiyono Kasido, Abib Igal, Gunk Mas, dan Okvalica. Bersama dengan ratusan penari, mereka telah mempersiapkan diri menyuguhkan ragam gerak tari, serta menterjemahkan kemegahan harmonisasi alunan musik lagu daerah dan nasional di atas pentas Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’.

Baca Juga

Lead Koreografer Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’, Sandhidea

Cahyo Narpati mengatakan, keikutsertaan 203 penari pada kesempatan kali ini, merupakan penambahan yang cukup signifikan dari pagelaran tahun sebelumnya yang melibatkan 144 penari. Hal tersebut menurutnya, merupakan tantangan tersendiri untuk melakukan eksplorasi gerakan yang sesuai dengan tema mengenai pahlawan Nusantara.

“Tantangannya menurut saya justru bagaimana kami merangkai dan menjahit semua elemen kedaerahan itu menjadi sebuah sajian utuh. Tidak hanya berkutat pada gerak dan koreografi saja, namun juga dikemas agar sejalan dengan gagasan hingga substansi yang akan disampaikan ke penonton. Sehingga harapannya bukan seperti variety show saja, tapi jalinan benang merah tentang pahlawan Nusantara ini bisa tersambung dengan indah, dinamis dan harmonis,” ucap Sandidhea, Ahad (20/8/2023). 

Penari asal Bali, Gunk Mas kembali dipercaya untuk terlibat dalam Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’. Ia merasa antusias pada kesempatan kali ini dapat memerankan tokoh idolanya, yakni Ida I Dewa Agung Istri Kanya, seorang ratu yang memimpin Bali dari tahun 1814 sampai 1850 dan terkenal gigih serta mahir dalam taktik peperangan, karena memimpin perwalawan rakyat Klungkung ketika menentang invasi Belanda di Desa Kusamba.

“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan lagi terlibat di Pagelaran Sabang Merauke. Dengan adanya tema baru ‘Pahlawan Nusantara’ dan peran baru, saya sangat excited sekali bisa memerankan pahlawan wanita yang saya kagumi. Jika di pagelaran sebelumnya saya lebih menampilkan keindahan, keluwesan, lekuk tubuh gerak tari Bali, sekarang saya harus menjadi seorang Ida I Dewa Agung dan juga ada sedikit vokalnya dengan mengucapkan bahasa Kawi,” ungkap Top 5 Teruna Teruni Denpasar 2012 yang juga berasal dari keluarga penari.

Adapun penari kawakan, Mugiyono Kasido juga turut andil pada Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’. Mbah Mugi, sapaan akrabnya kedapatan berperan dalam tiga scene yang berbeda, dimana salah satunya ia melakoni tokoh kepala suku dari Maluku. Peraih Trophy Mangkunegara IX sebagai penampil karya kreatif terbaik untuk karya perdananya berjudul Mati Suri (1992) ini, mengapresiasi langkah iForte dan BCA untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui pertunjukan yang kompleks dan spektakuler.

“Pagelaran ini menjadi gambaran kekayaan budaya Indonesia, bahkan beberapa seniman mengatakan bahwa Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ adalah terjemahan dari Pancasila. Saya merasa senang sekaligus bangga bergabung di pertunjukan ini, karena bisa menyebarluaskan kepada masyarakat luas mengenai keberagaman Nusantara dan mengajak mereka untuk lebih mencintai Tanah Air,” kata seniman kelahiran Klaten, Jawa Tengah tahun 1967 tersebut.

Tak hanya ratusan penari yang menyajikan keindahan gerak tari tradisional dan modern di atas panggung nan megah, namun sejumlah penyanyi juga ditantang untuk menampilkan koreografi, seperti halnya Mirabeth Sonia. Berbeda dari tiga pagelaran sebelumnya, di Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’, Finalis Indonesian Idol X ini tidak hanya melantunkan suara merdunya, tapi juga mengharuskannya untuk melakukan koreo bela diri silat. Kendati demikian, Mirabeth menjalani persiapan dan latihan koreo dengan pelaku profesional.

“Yang pasti di Pagelaran Sabang Merauke dari awal aku banyak belajar banget, yang awalnya hanya nyanyi, tahun ini jadi involve lebih dalam dan ada koreo, khususnya di scene aku yang Siti Manggopoh (Sumatera Barat). Di scene itu aku harus koreo silat, jadi lebih menantang ketimbang pagelaran sebelumnya. Persiapan untuk adegan silatnya itu aku belajar sama pesilat profesional yang bareng sama aku di scene. Aku juga latihan kuda-kuda sampai paha pedas. Aku persiapin supaya posturnya benar dan bisa mendukung penampilanku di panggung,” ungkapnya.

Selain Mirabeth, barisan penyanyi yang memeriahkan panggung Pagelaran Sabang Merauke diantaranya, Isyana Sarasvati, Cantika Abigail, Swain Mahisa, Alsant Nababan, Taufan Purbo, Christine Tambunan, Nino Prabowo, Yuyun Arfah, Gabriel Harvianto, juga penampilan istimewa dari ventriloquist Kak Tony.

Dari deretan musisi, Dian HP, Avip Priatna, Dunung Basuki, Ammir Gita, dan Meidy Ratnasari berkolaborasi menciptakan 31 aransemen lagu daerah dan nasional yang tersaji indah dengan harmoni orkestra serta choir dari Jakarta Concert Orchestra dan Batavia Madrigal Singers.

Tidak hanya menyuguhkan pertunjukan musik dan tari, Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ juga menampilkan koleksi wastra Nusantara dari 17 desainer kenamaan yang merupakan anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) seperti Ivan Gunawan, Era Soekamto, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Ghea Panggabean, Taufik Bachtiar, serta keterlibatan desainer dari rumah mode diantaranya Iwan Tirta Private Collection, Griya Ageman dan Subeng Klasik serta Ivan Gunawan Cosmetics. Karya-karya para desainer tersebut ditampilkan oleh finalis Miss Mega Bintang Indonesia 2023 dan juga oleh Miss Grand Indonesia 2023, Ritassya Wellgreat.

Seluruh pakaian yang diperagakan merupakan karya para desainer berdasarkan eksplorasi selama berbulan-bulan terhadap kearifan lokal dan budaya warisan leluhur yang dikumpulkan dari Sabang hingga Merauke. Era Soekamto, desainer yang juga merupakan konsultan Nusantara Wisdom mengatakan, tim desainer dan fashion stylish Pagelaran Sabang Merauke mulai bekerja dengan mengumpulkan dan melakukan ekplorasi terhadap berbagai budaya Indonesia selama dua bulan. Setelahnya, tim mensortir budaya mana saja yang akan ditonjolkan dan diwujudkan dalam rupa adi busana pada Pagelaran Sabang Merauke 'Pahlawan Nusantara'.

“Ini adalah sebuah pekerjaan besar mengingat kompleksitas dan keragaman budaya kita yang sangat luas dan kaya. Membangun narasi dari kekayaan filosofi dan juga penampilan yang klasik namun dengan sentuhan kreatifitas yang tinggi. Bekerja sama dengan Tim Taufik Bachtiar sebagai creative dan stylist, kami meriset arti dan asal setiap tarian, nyanyian, local wisdom dan busana tradisionalnya, apa yang akan di highlight dan di sampaikan ke publik melalui penampilan yang apik dan relevan dengan tema utama berkain Nusantara yang akan menjadi highlight pagelaran ini bersama belasan desainer yang terlibat,” ujar Era.

Setelah terpilih budaya mana saja yang akan ditampilkan dalam Pagelaran Sabang Merauke, Era dan Taufik bersama dengan belasan desainer IPMI mulai merancang kostum yang akan dipakai oleh para penampil dan dipamerkan pada pagelaran. Era bertutur, salah satu tantangan bagi para desainer ialah pakaian yang dirancang harus selaras dengan lagu yang akan dibawakan di atas panggung dan menjadi representasi keetnikan budaya maupun pahlawan nusantara. 

Seperti halnya ketika Era Soekamto memilih kostum untuk dikenakan oleh Isyana Sarasvati. Berkat salah satu pakaian tersebut, look pelantun Tetap Dalam Jiwa itu akan terlihat mirip seperti Ibu Fatmawati, istri Presiden pertama RI, Soekarno. “Dalam salah satu lagu, Isyana tampil seperti Ibu Fatmawati. Karena beliau berasal dari Bengkulu, maka Isyana akan memakai kain songket, kebaya putih dan selendang putih yang merupakan pakemnya ibu Fatmawati. Di sini kami ingin memberikan pesan bahwa Isyana yang merepresentasikan generasi muda juga bisa tampil memukau berkebaya. Karena kebaya merupakan perwujudan wanita Indonesia yang anggun dan berbudaya, yang selalu mengayomi, serta memberikan ketenteraman hati,” papar Era Soekamto.

Selain itu, dalam performance lainnya, Isyana juga mengenakan kebaya klasik batik berprada emas dan aksesoris siger dari Subeng Klasik. “Selain penampilan yang sarat akan budaya, kami juga mengajak para audience untuk mengenakan kain-kain wastra Nusantara terbaiknya sebagai bagian dari ajakan menjadi pahlawan di skala yang paling sederhana yaitu turut serta “berkain nusantara” dan memperkenalkan narasinya pada dunia,” Era menuturkan.

Adapun Isyana Sarasvati merasa bersyukur bisa turut andil memeriahkan Pagelaran Sabang Merauke 'Pahlawan Nusantara'. Tak hanya melantunkan suara emasnya, Isyana juga tampil di atas panggung mengenakan kebaya dan busana sunda klasik rancangan Era Soekamto. Musisi lulusan Nanyang Academy of Fine Arts ini sangat antusias untuk mengenalkan ragam budaya Tanah Air melalui pagelaran mendatang. 

“Rasanya senang banget karena aku sebagai generasi muda bisa membangkitkan kembali budaya Indonesia. Dengan aku menggunakan pakaian tradisional bisa meningkatkan kembali awareness tentang berbagai macam keindahan budaya dan tentang pahlawan-pahlawan negara kita. Suatu kehormatan bisa mengenakan pakaian seperti Ibu Fatmawati, senang banget bisa seolah-olah masuk ke dalam ruhnya, walaupun memang beliau adalah sosok yang tidak akan tergantikan. Sementara ketika aku mengenakan pakaian khas Sunda itu rasanya nostalgic banget, karena aku besar di Bandung,” ungkapnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement