Kamis 17 Aug 2023 18:07 WIB

Jangan Lupakan Jasa Warga Koto Gadang, Warga Belikan Pesawat Avro Avron untuk RI

Mencari Bung Karno di Nagari Koto Gadang

Bung Karno kala berkunjung ke Kota Gadang, Sumatra Barat.
Foto:

Meskipun tidak bermalam di Koto Gadang, selama dua jam di Koto Gadang, Bung Karno mengunjungi balai adat Koto Gadang, rumah kediaman dari Abdul Karim  - yang nantinya menjadi Direktur BNI 46 (1954-1959), serta waterleiding – perusahaan air minum di masa Kolonial Belanda, yang diresmikan tahun 1933 (Sumatra Bode, 2 Oktober 1926).

Selama pertemuannya di Balai Adat, Bung Karno mengucapkan terima kasih atas partipasi masyarakat Koto Gadang – yang membantu pemerintah membeli pesawat avro anson VH-BBY dengan kode seri RI 003 – yang kemudian jatuh di Tanjung Hantu, Malaysia pada 14 Desember 1947 dan menewaskan Halim Perdana Kusumah dan Iswahjudi (The Times dan Malay Tribune,  16 Desember 1947).

Selain itu, Bung Karno juga beberapa kali di depan masyarakat mengingatkan, untuk merapatkan barisan, karena blokade pintu ekonomi yang terus dilakukan imprealis Belanda, telah berdampak pada inflasi yang tidak terkendali, dan kosongnya kas negara.     

Untuk menimpan kenang-kenangannya mengunjungi Koto Gadang, dalam satu lembar foto, di bagian belakangnya Bung Karno menulis, kalimat indah dan senantiasa melekat kuat dalam ingatan masyarakatnya, “Koto Gadang, kotanya kecil, tapi hatinya gadang”. 

Kalimat yang bisa dimaknai, penghargaan Bung Karno atas jerih amai-amai (baca: ibu) di Koto Gadang yang rela untuk mendonasikan emasnya, untuk membeli pesawat seri RI 003. Kata yang merujuk pada “hatinya yang gadang” diinterpretasikan untuk keikhlasan masyarakat menyerahkan hartanya, guna perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 

Dan, dari perjalanan singkatnya di Koto Gadang, Bung Karno tentu menikmati suasana Koto Gadang, dan mendengar kisah-kisah lahirnya orang-orang besar di nagari ini. Kenapa tidak?. Semasa ia masih nge-kos di rumah HOS Tjokroaminoto, beberapa kali Bung Karno berjumpa dan berinteraksi dengan the grant oldman, Haji Agus Salim.

Dari perkenalannya dengan Tan Malaka, Bung Karno juga mengenal orang terdekatnya – yang ikut merintis Partai Republik Indonesia (PARI), dan Moerba, yakni Djamaluddin Tamim – yang juga merupakan putra kelahiran Nagari Koto Gadang tahun 1900. 

Tidak hanya sederetan nama yang pernah berjumpa dengann ya di panggung pergerakan, juga mendengar kisah orang besar lainnya di Koto Gadang, mulai dari Abdul Gani gelar Rajo Mangkuto (saudagar kaya), Jahja Datuk Kayo (anggota Voolksraad), Mr. Moh Nazif Sutan Machudum (penningmeester-nya Indonesia Vereeniging), termasuk imam besar Masjidil Haram juga guru dari para ulama besar di Nusantara, yakni Syekh Ahmad Chatib al-Minangkabawi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement