REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, mengatakan koalisi parpol pendukung capres Prabowo Subianto, diyakini akan mencari cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi, sekaligus memiliki akseptabilitas baik di tingkat elite partai-partai pengusung.
“Figur sebagai titik temu konsensus itu sangat mungkin tidak berasal dari internal koalisi, atau dengan kata lain bukan merupakan figur kader dari partai-partai koalisi dengan demikian soliditas koalisi akan bisa lebih terjaga,” kata Bawono, Senin (14/8/2023).
Dikatakannya, dukungan politik dari Partai Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto tentu semakin menggenapkan ambang batas presidential threshold. Secara psikologis, dukungan politik dari dua dukungan partai politik tersebut juga menambah rasa pede Prabowo Subianto melangkah menuju pendaftaran pasangan calon dua bulan mendatang.
Dukungan Partai Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto juga membuat peta koalisi pemilihan presiden menjadi semakin jelas. “Tidak ada lagi partai politik penghuni parlemen saat ini belum melabuhkan dukungan politik mereka terhadap bakal calon presiden,” kata dia.
Tantangan saat ini bagi koalisi partai pengusung Prabowo Subianto adalah mencapai titik temu konsensus adalah penentuan figur bakal calon wakil presiden. Namun secara logika, menurut Bawono, apabila partai-partai tersebut telah memantapkan diri mereka untuk berkoalisi bersama mengusung Prabowo Subianto maka konsensus tersebut tidak sulit untuk dicapai.
Partai-partai pengusung Prabowo Subianto itu tentu saja berhadap kader terbaik mereka atau figur memiliki kedekatan politik dengan mereka dapat digandeng menjadi pendamping Prabowo Subianto. Tujuannya, menurut Bawono, agar mereka memperoleh efek ekor jas dalam Pemilu 2024 mendatang. “Hal ini tentu saja akan menjadi tantangan sekaligus uji soliditas koalisi,” kata dia.