Jumat 11 Aug 2023 11:15 WIB

SBY Ingatkan Masyarakat Agar tak Salah Pilih Pemimpin

SBY menilai situasi saat ini mirip saat ia ingin maju sebagai capres pada 2004.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Partai Demokrat menggelar bedah buku karya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong.
Foto: Dok. Partai Demokrat
Partai Demokrat menggelar bedah buku karya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melihat bahwa situasi saat ini sama seperti yang terjadi pada medio 2003-2004. Sebab, situasi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 saat ini, sama seperti kondisi yang ia rasakan ketika ingin maju sebagai calon presiden (Pilpres) 2004.

Saat itu, ia mengutamakan visinya ketika berkeliling untuk menemui masyarakat Indonesia. Visi tersebut ditegaskannya bukan janji kosong, sebab ia menyampaikan apa yang benar-benar dapat dikerjakannya.

Baca Juga

"Jadi bukan janji-janji kosong, bukan angin surga. Karena rakyat akan ingat terus apakah yang telah saya sampaikan itu betul-betul bisa diwujudkan dalam pemerintahan yang saya tuntun," ujar SBY secara daring di acara peluncuran buku Tetralogi Transformasi AHY, Kamis (10/8/2023) malam.

Hasilnya, Indonesia diklaimnya lebih baik saat dirinya berhasil terpilih pada Pilpres 2004. Indonesia juga dinilainya lebih aman, damai, adil, dan demokratis dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintahannya.

Menurutnya, itulah pentingnya visi dalam menghadirkan program dan kebijakan yang dirasa mampu direalisasikan untuk mengubah nasib masyarakat menjadi yang lebih baik. Sebab visi, pemikiran, dan solusi tersebut diusahakan dirinya dan pemerintahan saat itu untuk dapat terwujud.

"Saya harus menggarisbawahi, rakyat Indonesia ketika harus memilih pemimpin-pemimpin mereka harus mengerti apa visi, solusi, dan pemikiran calon pemimpin itu. Mengapa? agar tidak salah pilih agar tidak seperti memilih kucing dalam karung," ujar SBY.

Masyarakat haruslah mengenal kucing atau calon pemimpin yang akan maju pada kontestasi nasional mendatang. Sebab, masa depan bangsa dan negara ada pada sosok yang akan paling banyak dipilih oleh rakyat.

"Ini harus saya garis bawahi dan semoga Indonesia memiliki tradisi politik yang baik. Pemerintah jujur, terbuka, dan menguasai masalah-masalah yang dihadapi, dan kemudian bisa mengkomunikasikan kepada rakyat Indonesia," ujar SBY.

"Semoga pengalaman panjang saya yang saya bagikan kepada AHY dan hadirin sekalian pada malam hari ini bisa menginspirasi dalam perjuangan hidup. Termasuk perjuangan politik bagi yang masuk dunia politik agar senantiasa sukses dalam karir profesi dan perjuangan politik itu," sambung Presiden keenam Republik Indonesia itu.

photo
SBY Menuding Moeldoko - (Infografis Republika.co.id)

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement