REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mencatat ekonomi provinsi itu pada kuartal II 2023 secara tahunan tumbuh 4,00 persen dibanding kuartal II 2022.
"Sedangkan, untuk ekonomi Kalbar kuartal II 2023 terhadap kuartal I 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen (q-to-q)," ujar Ketua Tim Neraca Produksi, BPS Kalbar Preatin di Pontianak, Senin (7/8/2023).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Kalbar secara tahunan dari sisi lapangan usaha, terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan di atas 10 persen adalah pengadaan listrik dan gas sebesar 21,53 persen.
Kemudian disusul real estate sebesar 15,90 persen, jasa perusahaan sebesar 15,16 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 15,11 persen. Selanjutnya jasa pendidikan sebesar 13,71 persen dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,61 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 10,97 persen.
"Sedangkan lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sedalam 12,06 persen," ucap dia.
Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi Kalbar dari pengeluaran (YoY), pertumbuhan tertinggi terdapat pada komponen impor barang dan jasa sebagai pengurang yaitu sebesar 53,91 persen. Kemudian diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 14,62 persen.
Selanjutnya, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,08 persen dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,62 persen dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5,80 persen. "Sementara itu, ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi se dalam 35,19 persen," kata dia.