REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) mengungkapkan kesiapan dalam menghadapi musim kemarau pada tahun 2023 ini melalui infrastruktur bidang air. PUPR memiliki total 223 bendungan dengan total kapasitas volume 6,73 miliar meter kubik dengan volume pemanfaatan 4,37 miliar meter kubik.
"Kami harapkan koordinasi sangat erat untuk meminimalisasi pemanfaatan air," ujar Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko dalam Focus Group Discussion tentang Antisipasi Menghadapi Musim Kemarau dan Bencana Kekeringan Tahun 2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Jarot mengatakan bahwa pemanfaatan air tersebut berdasarkan prioritas, di mana para pejabat balai besar wilayah sungai Kementerian PUPR untuk bisa langsung memutuskan di lapangan dalam memprioritaskan kebutuhan yang sangat krusial atau vital bagi masyarakat seperti air minum.
Selain itu dia menyampaikan Ditjen SDA juga memiliki 332 situ dengan total volume kapasitas efektif 60,02 juta meter kubik dan volume pemanfaatan air 48,02 juta meter kubik, kemudian 3.464 embung dengan total volume kapasitas efektif 262,8 juta meter kubik dan volume pemanfaatan 170,5 juta meter kubik.
Ditjen SDA juga memiliki 114 danau dengan total volume efektif 21,84 miliar meter kubik dan volume pemanfaatan 17,47 miliar meter kubik, lalu 8.213 sumur bor dengan kapasitas 72,02 meter kubik per detik.
Selain infrastruktur bidang air, Kementerian PUPR juga menyiapkan 297 mobil tangki air, 172 unit ekskavator, 42 unit pompa mobile, 26 unit alat bor dan 146 unit mesin pompa.
Dalam kesempatan sama, Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan bahwa sekitar 63 persen wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara dan Papua Selatan.