Ahad 06 Aug 2023 12:36 WIB

Indonesia Dipandang Memerlukan Pemuda dengan Kematangan Emosional

Kematangan emosional berperan penting dalam menangani persoalan negara.

Pemuda (ilustrasi)
Foto: ugm.ac.id
Pemuda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memandang Indonesia memerlukan pemuda yang memiliki tingkat kematangan emosional. Menurut dia, pemuda dengan kematangan emosional mampu menghormati dan menghargai perbedaan, berwawasan masa depan, dan lebih terarah dalam mencapai tujuan hidup.

“Kematangan emosional pondasi penting bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan Indonesia maju dan unggul, bangsa ini butuh anak-anak muda yang matang emosionalnya,” kata Moeldoko di Pondok Pesantren Al Fatimah Bojonegoro, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga

Moeldoko mencontohkan kematangan emosional berperan penting dalam menangani persoalan negara, seperti saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Ia mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah berhasil menangani dan mengendalikan Covid-19 dengan cepat sehingga Indonesia bisa pulih dan bangkit.

“Kematangan emosional Presiden itu terlihat dari kebijakan gas dan rem yang akhirnya mampu membawa Indonesia lebih cepat dalam mengendalikan Covid-19. Ditambah lagi kematangan emosional di masyarakat yang mampu melahirkan semangat gotong royong dan empati,” ujarnya.

Karena itu, Moeldoko melanjutkan, pemerintah dalam merumuskan strategi pembangunan sumber daya manusia telah menempatkan emotional capital atau modal emosional dalam urutan pertama. “Setelah itu baru intelektual, sosial, dan spiritual capital (modal spiritual),” ujarnya.

Mantan Panglima TNI ini pun meyakini pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mampu mencetak generasi yang memiliki modal emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

“Pendidikan di pesantren itu lengkap. Saya sudah membuktikan dan merasakannya, meskipun dulu hanya jadi santri kalong (sebutan santri yang tidak menetap di pesantren),” ujar Moeldoko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement