Rabu 02 Aug 2023 11:12 WIB

Merapi Delapan Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro.

Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Dusun Ngori, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/6/2023). Menurut pengamatan BPPTKG mulai 00:00 hingga 06.00 WIB Gunung Merapi mengeluarkan empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,5 kilometer ke Barat Daya. Dusun Ngori merupakan dusun yang hilang karena erupsi Merapi pada 1961, dan kini menjadi lokasi tambang. Dari sini luncuran lava pijar yang mengarah ke Barat Daya dan Selatan terlihat jelas.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Dusun Ngori, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/6/2023). Menurut pengamatan BPPTKG mulai 00:00 hingga 06.00 WIB Gunung Merapi mengeluarkan empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,5 kilometer ke Barat Daya. Dusun Ngori merupakan dusun yang hilang karena erupsi Merapi pada 1961, dan kini menjadi lokasi tambang. Dari sini luncuran lava pijar yang mengarah ke Barat Daya dan Selatan terlihat jelas.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar delapan kali pada Rabu (2/8/2023). Guguran lava pijar gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut terjadi dengan jarak luncur 1.600 meter.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, menjelaskan berdasarkan pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng. "Teramati delapan kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter ke arah barat daya," kata dia, dalam keterangan di Yogyakarta, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga

Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 27 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 mm selama 19.88-173.96 detik. Selain itu juga mengalami empat kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-7 mm selama 6.32-7.88 detik dan dua kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 47-50 mm selama 10.68-11.12 detik.

Asap kawah bertekanan lemah di atas puncak Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah. Pada periode pengamatan Selasa (1/8/2023), pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga tercatat dua kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter ke arah barat daya.

Berdasarkan analisis BPPTKG periode 21-27 Juli 2023, morfologi kubah barat daya Merapi tercatat mengalami perubahan akibat aktivitas guguran lava. Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

Berdasarkan foto udara pada 24 Juni 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.465.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.346.500 meter kubik. BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang ditetapkan sejak November 2020.

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.

Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Jika terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanis dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement