REPUBLIKA.CO.ID, LIMA PULUH KOTA -- Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt Bandaro Rajo, meminta siswa SDN 07 Parik Laweh, Kecamatan Akabiluru yang memaki dan menyerang guru agar meminta maaf. Menurut Safaruddin, tindakan siswa tersebut telah melukai perasaan guru di seluruh Indonesia.
"Si anak (pelaku memaki guru) meminta maaflah kepada sang guru di ruang publik. Sekali waktu, jangan pernah melukai dan menyakiti hati guru-guru kita. Bila hati guru luka, lenyap segala ilmu," kata Safaruddin, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/7/2023).
Safaruddin juga meminta kepala sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Lima Puluh Kota dan orang tua murid yang memaki guru supaya juga menyampaikan permohonan maaf. Sebab sejak video seorang siswa memaki dan menyerang guru tersebut viral, memancing kemarahan publik karena telah melecehkan martabat guru.
"Saya berharap, kejadian serupa tak terulang kembali. Ini adalah peringatan keras. Terutama, kepada Kadis Dikbud dan kepala sekolah yang bersangkutan," ujar Safaruddin.
Sebuah video viral beredar di sosial media yang berisi konten seorang siswa SD menggertak gurunya sambil mengeluarkan kata-kata kotor. Informasi yang diterima Republika, peristiwa itu terjadi di Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.
Dalam video tersebut, terlihat seorang murid laki-laki mendobrak pintu masuk kelas sambil menyebutkan kata-kata kotor. Kemudian terdengar suara seorang perempuan yang diduga guru menegur. "Ulang liak (coba kamu ulangi lagi)," kata perempuan tersebut.
Setelah itu, murid yang mendobrak pintu dan berkata-kata kotor tadi berjalan menuju arah perekam video dan kembali mendobrak pintu.
Melalui rekaman video yang diterima Republika, Selasa (18/7/2023) malam, ternyata guru yang digertak dan diserang dengan kata-kata kotor oleh siswa itu bernama Fermini Wulansari.
Dalam video tersebut, Fermini menjelaskan kalau dirinya adalah guru di SDN 07 Parik Laweh, Kecamatan Akabiluru. Fermini justru meminta maaf karena telah merekam dan menyebarkan video aksi siswanya yang tidak terpuji tersebut.
"Saya mengklarifikasi video terkait sikap siswa yang beredar sejak kemarin. Saya meminta maaf atas kesalahan saya yang membuat video tersebut, kepada pihak-pihak yang telah dirugikan," kata Fermini.
Fermini menyebut harusnya peristiwa itu hanya jadi kesalahpahaman antara guru dan murid saja. Di mana dapat diselesaikan di internal sekolah dan secara kekeluargaan.
Fermini menyebut permintaan maaf yang ia sampaikan adalah dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.