Selasa 18 Jul 2023 19:36 WIB

Survei Ipsos: Erick Thohir Paling Diterima Publik Sebagai Cawapres

Elektabilitas Erick Thohir tertinggi sebagai cawapres dibanding nama lain yang muncul

Survei Ipsos: Erick Thohir Paling Diterima Publik Sebagai Cawapres. Foto: Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Survei Ipsos: Erick Thohir Paling Diterima Publik Sebagai Cawapres. Foto: Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs menggelar telesurvei untuk mengetahui perkembangan dan dinamika seputar hajat Pilpres 2024. Telesurvei digelar pada 7-12 Juli 2023 terhadap 2.191 responden usia di atas 17 tahun yang tersebar di perkotaan dan pedesaan seluruh Indonesia.

"Telesurvei dengan margin of error 2,1 persen dan tersebar merata di 34 provinsi untuk memotret dinamika dan perkembangan para tokoh potensial yang akan maju dalam Pilpres," kata Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan dalam pemaparan hasil telesurvei sekaligus seminar politik bertajuk Bacawapres Tentukan Kemenangan di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga

Hasil telesurvei ini, untuk tokoh yang potensial dalam Pilpres tak ada pergerseran yang siginifikan. Hanya ada tiga nama yang muncul yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

"Prabowo mendapat sebesar 36,65 persen, Ganjar 34,46 persen, dan Anies 25,60 persen. Meski demikian keunggulan Prabowo masih unggul selisih tipis dengan Ganjar yang masih dalam batas margin of error," kata Soeprapto.

Meski Prabowo unggul, namun hanya terpaut tipis dengan Ganjar. Sehingga, posisi cawapres akan sangat menentukan siapa yang akan menjadi pemenang dalam pilpres.

"Dengan dinamika elektabilitas bakal capres yang demikian, maka ketepatan memilih cawapres akan menjadi faktor untuk meraih kemenangan," kata Soeprapto.

Cawapres

Sementara untuk cawapres, untuk tokoh potensial mengerucut di lima lama. Yakni, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Unp, Mahfud MD, dan Agus Yudhoyono. Erick meraih 25,74 persen, Emil 19,08 persen, Sandiaga Uno 17,80 persen, Mahfud MD 7,71 persen, dan AHY 6,85 persen," katanya.

Sementara itu, kata Soeprapto, persepsi publik melihat skor paslon Prabowo-Erick merupakan paslon yang memiliki resistensi publik terendah dengan skor 100 persen. Sedang Ganjar-Erick mendapat skor 97 persen, dan Anies-Erick 81 persen.

Sementara untuk paslon Prabowo-Emil 86 persen, Ganjar-Emil 91 persen, Anies-Emil 78 persen. Sementara Prabowo-Sandi 94 persen, Ganjar-Sandi 89 persen, Anies-Sandi 83 persen.

Dengan demikian, Erick Thohir merupakan bakal cawapres yang memiliki tingkat resistensi publik paling rendah di dua bakal capres Prabowo-Ganjar. Sementara Sandiaga Uno memiliki resistensi paling rendah jika berpasangan dengan Anies. Dan Emil memiliki resistensi terendah dengan Ganjar Pranowo.

Resistensi

Soal resistensi ini, Soprapto menjelaskan, Ipsos memiliki tools penelitian kombinasi antara satu capres dengan cawapres lainnya. Responden bisa melihat seperti apa idealnya.

Hasil dari responden ini, diambil skornya, antara 1-5. Kemudian, ada juga dari capresnya, dan kemudian disimulasi capres dengan cawapres.

Dari situ, muncul angka-angka dan dimasukkan dalam indeks 0-100.

Jika 100, berarti resistensinya tidak ada sama sekali. Berarti tidak ada masalah. Kalau indeknya mendekati 0, berarti resistensinya sangat tinggi.

Dalam arti, publik atau responden berkemungkinan besar menolak cawapres yang disodorkan kepada capresnya. Dari hasil survei Ipsos di atas, artinya Erick Thohir yang kemungkinan ditolaknya sangat rendah oleh publik jika dipasangkan dengan capres manapun.

"Bahasa gampangnya, Erick Thohir sangat mungkin diterima oleh publik sebagai cawapres dari capres manapun, terutama dari dua capres seperti simulasi di atas yakni Prabowo maupun Ganjar. Sementara jika Erick dipasangkan dengan Anies berdasarkan hasil survei di atas ada penolakan, tapi sangat rendah," kata Soeprapto.

Nah, dari hasil temuan survei Ipsos ini, Soeprapto mengatakan sudah sebaiknya Parpol menjadikan ini sebagai pertimbangan menjadikan Erick Thohir sebagai cawapres. Ini berdasarkan keinginan publik yang menerima Erick Thohir sebagai cawapres manapun.

Apalagi, Erick Thohir berdasarkan elektabilitasnya sebagai cawapres, ada di urutan tertinggi di banding nama-nama lain yang muncul sebagai cawapres. Namun, hal itu memang tidak lepas dari kebijakan masing-masing parpol pengusung dan koalisinya.

Menanggapi temuan survei itu, Deputi Bapilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengakui bahwa nama Erick Thohir memang selalu muncul di urutan tertinggi sebagai cawapres di berbagai survei. Namun, Kamhar mengingatkan bahwa survei adalah potret situasi saat ini. Dan belum tentu sama hasilnya dengan masa mendatang.

"Sebagai contoh di Pilkada DKI 2017, sebelum-sebelumnya survei selalu mengunggulkan Ahok-Djarot tapi ternyata yang menang Anies-Sandi," kata Kamhhar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement