REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak menanggapi sinis kritikan yang dilontarkan Partai Nasdem terhadap capres partai moncon putih Ganjar Pranowo. Menurut Gilbert, tidak ada yang salah dari tindakan Ganjar menelepon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyampaikan keluhan warga Ibu Kota.
Gilbert pun menampik kritikan Nasdem yang menyebut Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah telah memosisikan diri lebih tinggi daripada Pj Gubernur DKI Heru. "Pak Ganjar menelepon (Pj Heru) karena kenal, bukan memaksa," kata Gilbert kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (1/7/2023).
Kepala Badiklatda PDIP DKI itu menilai, langkah Ganjar menyampaikan keluhan warga Ibu Kota kepada Pj Heru itu merupakan upaya membantu rakyat. Baginya, Ganjar memang sosok yang mau bekerja, bukan hanya sekadar bisa berbicara.
"Siapa pun yang mau jadi Presiden tentu berniat membantu rakyat seperti yang ditunjukkan Pak Ganjar, bukan sekadar jualan kata-kata seperti capres yang lain," kata Gilbert.
Sindiran 'cuma bisa jualan kata-kata' atau 'ahli menata kata' itu diketahui kerap disematkan terhadap capres yang diusung Nasdem, yakni Anies Baswedan. Adapun Gilbert selama ini memang sering mengkritik Anies sewaktu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Aksi saling serang antara Nasdem dan PDIP yang terbaru ini bermula ketika capres PDIP Ganjar Pranowo menemui masyarakat di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok pada Sabtu (24/6/2023) dan Pademangan, Jakarta Utara pada Ahad (25/6/2023).
Warga menyampaikan keluhan kepada Ganjar soal ketersediaan air bersih. Merespons keluhan tersebut, Ganjar langsung menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Joko Agus Setyono.
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR, Saan Mustopa, menilai tindakan Ganjar itu tidak pas. Menurutnya, Ganjar seharusnya menyampaikan keluhan warga itu secara informal kepada Heru dalam rangka hubungan sesama gubernur, bukan atasan dan bawahan.
"Ya kalaupun misalnya mendapatkan keluhan dari warga, tidak langsung otomatis telepon Pj Gubernur di depan warga, yang menempatkan diri seakan-akan posisinya, lebih tinggi dibandingkan PJ gubernur daerah lain," ujar Saan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (30/6/2023).
Saan pun mengingatkan bahwa Ganjar masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan capres, belum menjadi presiden RI. "Posisinya baru bakal capres, masih ada tahap lainnya, capres, kalau terpilih jadi presiden. Ini kan masih ada tahap, ini kan baru bakal calon. Jadi hal-hal seperti itu tentu juga harus saling menjaga ya, di antara sesama kepala daerah," ujar Saan.