Kamis 29 Jun 2023 15:28 WIB

Jokowi dan Iriana Bersama Ketua MK Sholat Id di Istana Kepresidenan Yogyakarta

Khatib ajak seluruh jamaah meneladani sikap tawakal Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi dan Iriana bersama Ketua MK Anwar Usman menunaikan sholat Idul Adha di halaman Istana Kepresidenan Yogyakarta, Kamis (29/6/2023).
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi dan Iriana bersama Ketua MK Anwar Usman menunaikan sholat Idul Adha di halaman Istana Kepresidenan Yogyakarta, Kamis (29/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana Jokowi melaksanakan sholat Idul Adha 1444 Hijriyah di halaman Gedung Agung atau Istana Kepresidenan Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Kamis (29/6/2023). Sholat Idul Adha tersebut juga diikuti oleh masyarakat sekitar.

Turut hadir dalam sholat Idul Adha tersebut antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sekaligus adik ipar Jokowi, Anwar Usman, dan pejabat Istana serta masyarakat biasa.

Dikutip dari siaran pers Istana, tepat pukul 06.30 WIB, sholat Idul Adha dipimpin oleh imam Jauhar Mustofa yang merupakan Kepala Bidang Urusan Agama Islam di Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Selesai sholat, Jauhar Mustofa yang juga bertindak sebagai khatib menyampaikan khotbahnya bertema 'Semangat Berkurban dan Ketaatan Nabi Ismail AS;.

Dalam khutbahnya, khatib mengajak seluruh jamaah untuk meneladani sikap tawakal, tawadu, dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuk berkurban. "Hal ini adalah memenuhi perintah Allah SWT untuk selalu bersyukur, menegakkan sholat dan berkurban maka sudah seharusnya momentum hari ini kita syukuri dengan mengagungkan asma Allah, bertakbir, bertahmid, bertasbih, dan bertahlil," ujar khatib.

Jauhar Mustofa juga menyampaikan hikmah dari disyariatkannya Idul Adha dan berkurban yang diambil dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Hikmah tersebut antara lain menjaga totalitas dalam beribadah, menjalankan, dan menaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, menambah keimanan dan ketakwaan, hingga berbagi dengan kaum dhuafa.

"Harta yang kita miliki hanyalah titipan dan amanah dari-Nya, yang harus dijaga, dikelola, dimanfaatkan, dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya bagi kemaslahatan umat Islam," ujar Jauhar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement