Rabu 28 Jun 2023 10:36 WIB

Jejak Bakti Jumi di Doa dan Linangan Air Mata Orang Tuanya Asal Ciamis Jelang Wukuf

Bakti anak kepada orang tua terekan sampai wukuf di Arafah

Ayah Jumi ketika sedang wukuf di Arafah. Sepanjang wukuf dan hajinya dia selalu berlinang air mata dan mendoakan putrinya yang bernama Jumi. Dia yang pergi haji bersama isterinya yang bersal dari Ciamis, Jawa Barat, sellau terisak dengan menyebiuy kepergian haji ke tanah suci Makkah atas jasa putrinya yang daguku dia sekolahkan ke ITB.
Foto:

Kisah Pak Tua dan Bakti Sang Anak

Pun yang saya jumpai dari perjalanan haji kali ini. Ketika hendak bersiap memulai wukuf di padang arofah. Saya ketemu dengan Bapak tua. Dari perawakannya, kira-kira berusia lebih dari 70 tahun. Selama ini saya perhatikan Pak Tua dan Istrinya ini sangat kewalahan berhadapan dengan kecanggihan teknologi di hotel berbintang 5 tempatnya menginap.

Bayangkan,  cara naik lift saja, ia sama sekali tidak mengerti. Bahkan pada saat makan pun, keduanya hanya diam, tidak tahu harus makan apa. Semua makanan yang tersaji di restoran hotel itu terlihat aneh baginya. 

Pagi itu, kebetulan tidak ada siapa-siapa, saya ajak si Bapak ini mengobrol. Dari penuturannya melela cerita yang sangat mengharukan. Ia mengaku berprofesi sebagai petani penggarap. Seumur-umur menjadi petani ia tak pernah punya lahan sendiri.

Ia hanya menggarap sawah orang dengan pendapatan yang pas-pasan. Keterbatasan ekonomi membuatnya tidak pernah keluar dari kampungnya di daerah Ciamis untuk sekedar jalan-jalan. Sekalinya pergi jauh, ia langsung pergi haji dengan menggunakan pesawat kelas bisnis dan menginap di hotel bintang 5. Keduanya berangkat menggunakan Travel haji umroh kelas atas yang sangat terkenal dengan fasilitasnya yang mewah plus pelayanan yang berkelas. Tentu saja harganya pun selangit. Ceritanya membuat saya semakin penasaran. 

Setelah ngobrol ringan sekedar untuk mengenalkan diri, Si Bapak terlihat mulai merasa nyaman dengan saya. Sebelumnya Bapak ini memperlihatkan gestur khawatir dengan orang-orang disekitarnya yang menurutnya terlihat asing, tidak seperti orang-orang dikampung yang ramah baginya. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk mulai bertanya. Bagaimana ia dan istrinya dengan latar belakang seperti itu bisa berangkat haji dengan fasilitas kelas atas. 

Mendapatkan pertanyaan saya itu, si Bapak terdiam sejenak. Air matanya pun terlihat berlinang. Setelah bisa menguasai dirinya, ia lalu menyebut berkali-kali. 

“Jumi…..Jumi….. Jumi." 

“Dia yang menaikkan haji saya Pak” 

“Siapa Jumi itu Pak”, tanya saya penasaran

“Jumi itu anak perempuan saya,” terangnya

Si Bapak lalu melanjutkan, “Dulu dia saya sekolahkan di ITB. Saya rela bekerja apa saja untuk cari biaya sekolahnya.”

“Pernah suatu ketika, saya sempat putus asa ketika sudah beberapa tahun JUMI sekolahnya belum juga lulus, tetapi orang kampung bilang, sayang pak, Jumi sedikit lagi selesai, akhirnya saya kerja lebih keras supaya Jumi bisa lulus”

Si Bapak dengan air mata masih berlinang, terus melanjutkan ceritanya. “Saya sama sekali tidak menyangka Pak, JUMI bisa jadi orang sukses seperti sekarang.”

“Jumi juga belikan saya sawah, seumur hidup keluarga kami hanya kerjakan sawah orang, baru ini kami punya sawah sendiri Pak, berkat Jumi,” kisahnya lagi.

“Lalu gimana ceritanya si Jumi memberangkatkan haji Bapak?”, kejar saya. 

“Pagi itu saya lagi di sawah pak, (sawah saya sendiri). Tiba-tiba Si Mbokke teriak-teriak panggil saya. Pak’e..Pak’e…Jumi kasih kabar kalau kita akan berangkat haji. Jumi yang berangkatin. Kita harus segera berangkat ke Jakarta Pak’e katanya,'' kiAh bapak itu dengan wajah penuh haru.

Mendengar kabar yang tak terduga itu si Bapak mengaku kaget dan seakan tidak percaya. Membayangkan pun seolah tidak mungkin. Begitu sadar akan kuasa dan kasih sayang Allah akan datang pada siapapun yang Ia kehendaki, Si Bapak dan istrinya menangis haru.

Pada hari itu keduanya tak hentinya mengucap syukur. Mereka teringat, orang-orang dikampungnya harus menunggu puluhan tahun untuk antri haji dan menabung. Tapi Jumi, anak kebanggaannya yang ia perjuangkan dengan susah payah untuk bisa kuliah di ITB, bisa langsung menaikkan haji tanpa harus menunggu. Benar-benar kuasa Allah. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement