REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ancaman perubahan iklim dan bencana alam menjadi perhatian berbagai pihak. Lembaga Dakwah Islam Indonesia yang sejak 2007 juga fokus terhadap pelestarian lingkungan, mengingatkan peran penting generasi muda dalam mencegah pemanasan global dan perubahan iklim.
“Pada 2007, Lembaga Dakwah Islam Indonesia mengadakan “Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon” di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan tersebut menjadi tonggak awal pergerakan Bulan Menanam Nasional yang diadakan setiap bulan Desember,” ungkap Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso.
Gerakan bertajuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia Go Green itu, telah berhasil menanam 4 juta lebih pohon dan mengupayakan arboretum di Perkebunan Teh Jamus, Ngawi, Jawa Timur.
Sebagai tindak lanjut Go Green, DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia membuat program yang melibatkan generasi muda dalam pencegahan pemanasan global, dengan menghelat webinar internasional, pada Sabtu (24/4/2023).
Acara tersebut menghadirkan Prof Cordia Chu dari Griffith University, Australia, “Kami menyadari bahwa peran generasi muda sangat penting dalam menjaga keberlanjutan alam dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujar Kiai Chriswanto.
Webinar yang berlangsung hybrid dan diikuti pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia di 34 provinsi tersebut, diharapkan berdampak besar terhadap pelestarian lingkungan. Menurutnya, saat umat Islam berupaya menyelematkan lingkungan, sama halnya menyelamatkan seluruh umat manusia.
“Menjaga ekosistem akan memberikan oksigen dan air yang penting bagi umat manusia. Artinya, apa yang dilakukan ormas Islam dalam melestarikan lingkungan, berkontribusi bagi kehidupan manusia yang lebih panjang dan sehat,” harap Kiai Chriswanto.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia juga mendorong kolaborasi antargenerasi, yakni peran pemimpin dan tokoh masyarakat sebagai mentor bagi generasi muda dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Kerja sama yang erat antara generasi muda dan orang dewasa akan memperkuat gerakan pelestarian lingkungan dan membawa perubahan yang signifikan,” imbuhnya.
Dalam webinar internasional itu, Direktur Centre for Environment and Population Health School of MDP Medicine Griffith University, Australia, Prof Cordia Chu mengapresiasi komitmen Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Dia mengatakan Lembaga Dakwah Islam Indonesia sebagai organisasi keagamaan berbasis komunitas, terus aktif menggelar aksi peduli lingkungan.
“Lembaga Dakwah Islam Indonesia perlu mempublikasikan aksi tersebut kepada masyarakat luas. Ini bukan sekadar propaganda, tetapi kampanye peduli lingkungan. Bagikan cara Lembaga Dakwah Islam Indonesia merawat kelestarian alam agar dapat menjangkau skala yang lebih luas,” pesannya.
Chu mengajak warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk menggelorakan aksi peduli lingkungan dengan penerapan green lifestyle pada kehidupan sehari-hari.
Seperti menghemat pemakaian air, bijak penggunaan lampu dan listrik, menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle), menggunakan kendaraan bebas polusi, dan lain-lain.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
“Kita perlu tindakan yang mendesak untuk menyusun strategi pencegahan dampak perubahan iklim dan segera melakukan aksi peduli lingkungan,” katanya.
Menurutnya, penanganan masalah lingkungan membutuhkan aksi kolektif global yang dilakukan secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan.
“Yang paling penting, kita perlu bertindak dengan segera. Ini bukan sesuatu yang bisa kita main-mainkan,” tegasnya.
Ia menyebutkan lima hal yang perlu ditanamkan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian bumi.
“Yaitu bagaimana kita melihat bumi, bagaimana kita menggerakkan aksi peduli kelestarian bumi, bagaimana kita peduli terhadap tempat tinggal kita di bumi, bagaimana kita mengelola bumi, dan bagaimana kita peduli terhadap kesehatan bumi,” ungkapnya.