Rabu 28 Jun 2023 08:53 WIB

Melihat dari Dekat Peternakan Sapi di Cikoko dan Masalah Pencemaran Limbah

Burhan meneruskan peternakan sapi dari ayahnya yang sudah dirintis sejak 1968.

Rep: Mgrol149/ Red: Erik Purnama Putra
Peternakan sapi yang dikelola Burhan di Jalan Cikoko Barat III, RW 05, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023).
Foto: Republika.co.id/Mgrol149
Peternakan sapi yang dikelola Burhan di Jalan Cikoko Barat III, RW 05, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta memang dikenal sebagai kota metropolitan, bahkan megapolitan. Meski begitu, masih ada warga Jakarta yang menemukini pekerjaan sebagai peternak sapi di tengah permukiman padat penduduk. Burhan adalah salah satunya.

Dia memiliki peternakan sapi di Jalan Cikoko Barat III, RW 05, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Usaha peternakan yang dimiliki Burhan ini sebenarnya merupakan warisan dari ayahnya, H Yahya yang dirintis sejak tahun 1968. Kala itu, tentu saja kawasan Cikoko masih didominasi perkebunan sehingga sangat mendukung usaha pengembangbiakan sapi.

Burhan mulai meneruskan usaha peternakan tersebut sejak 2016, ketika ayahnya meninggal dunia. Hanya saja, kini lokasi peternakan tersebut diprotes warga sekitar. Hal itu terkait dengan pembuangan limbah kotoran sapi yang dianggap mencemari saluran air dan Sungai Ciliwung.

Burhan pun terus berusaha agar usahanya tidak lagi mencemari lingkungan sekitar. Dia menjelaskan, selama ini, sudah membangun bak kontrol sebagai tempat penampungan limbah peternakannya agar tidak lagi masuk ke saluran umum. Dengan begitu, tidak ada limbah yang mengalir ke saluran air warga.

"Saya inisiatif buat bak penampungan sendiri, tetapi terkadang masih rembes ke tanah dan meluber juga. Saya belum mendapatkan informasi ukuran bak yang tepat itu seperti apa dan lainnya," ujar Burhan saat ditemui Republika.co.id di lokasi peternakan miliknya, Selasa (28/6/2023).

Pantauan di lokasi, lokasi peternakan memang tidak jauh dari Sungai Ciliwung. Beberapa sapi berukuran besar berada di area kandang yang tertata rapi. Pekerja sedang membagikan pakan rumput untuk dimakan sapi yang terlihat gemuk karena terawat dengan baik.

Burhan berharap, aparat Kelurahan Cikoko bisa membantunya mencari solusi. Hal itu agar ia bisa menyelesaikan keluhan warga sekitar terkait persoalan limbah. Dengan begitu, usahanya tetap bisa berjalan dan masalah warga dapat terselesaikan.

Hasan Alhabsy merupakan warga yang ikut protes dengan bau dan limbah peternakan  milik Burhan. Dia mengaku, sudah melaporkan hal itu kepada Lurah Cikoko Fitriyani. Sayangnya, ia mengaku, tidak mendapatkan respons positif dari Sang Lurah.

Menurut Hasan, ketika ada pertemuan dengan Burhan, lurah hanya memanggil warga bernama Yusuf untuk beraudiensi. Hanya saja, ia selaku pelapor malah tidak pernah diajak lurah untuk berdiskusi secara langsung dengan Burhan.

Dia merasa heran mengapa lurah melakukan hal itu. "Pak Burhan dan Pak Yusuf juga sudah meminta kepada Bu Lurah untuk menghadirkan saya, tapi saya sendiri tidak diundang. Ini malah membuat konflik antara saya dengan Pak Burhan, padahal dari awal kita berdua sudah menempuh jalur musyawarah," ucap Hasan.

Hingga saat ini, masalah Hasan dengan warga sekitar terkait kelangsungan peternakan sapi belum menemukan jalan keluarnya. Hasan sudah sering menanyakan kepada lurah terkait persoalan tersebut, tapi tidak adanya progres laporan sama sekali.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement