Selasa 27 Jun 2023 19:09 WIB

STTT Bandung dan IFI Gelar Seminar ‘BEKAL’

Memperkuat kolaborasi antara stakeholder fesyen.

Sekolah Tinggi Teknologi Tektile Bandung (STTT Bandung) beserta Islamic Fashion Institute (IFI) menggelar seminar bertema ‘Berbisnis Global - Beradab Lokal (BEKAL)’, Senin (26/6/2023).
Foto: Istimewa
Sekolah Tinggi Teknologi Tektile Bandung (STTT Bandung) beserta Islamic Fashion Institute (IFI) menggelar seminar bertema ‘Berbisnis Global - Beradab Lokal (BEKAL)’, Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Tinggi Teknologi Tektile Bandung (STTT Bandung) beserta Islamic Fashion Institute (IFI) menyelenggarakan seminar bertema ‘Berbisnis Global - Beradab Lokal (BEKAL)’ di Kampus STTT Bandung, Senin (26/6/2023). Ajang ini menjadi momen memfasilitasi pertemuan antara Perwakilan Konsultan PUM Belanda dengan Pelaku Usaha UMKM, Mahasiswa, alumni, serta dosen.

photo
Seminar Fesyen - (Istimewa)

PUM adalah ‘Programma Uitzending Managers’ adalah program yang lahir di Belanda, yang tujuan awalnya adalah untuk pembinaan terhadap para manager di Belanda. Namun seiring berkembangnya jaman, PUM mengembangkan sasarannya dengan para tenaga ahli dan para pengusaha.

Agung Irianto selaku PUM Representative mengatakan, PUM memberikan scale up dan pendampingan bisnis, managemen dan peningkatan pengetahuan khususnya kali ini di bidang fesyen. Salah satunya adalah dengan mendatangkan Maan Ketterings, yaitu seorang expert di bidang fesyen dari Netherland.

Selain pendampingan, PUM juga menjajaki kerjasama dengan para investor di Belanda untuk Indonesia. Memberikan coaching, termasuk memberikan small funding untuk para pengusaha di level tertentu.

Helma Agustiawan sebagai Deputi Direktur Inkubasi Bisnis KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), mengatakan, Indonesia mencanangkan sebagai Produsen Pusat Halal Dunia 2024. Seiring berjalan waktu, target menjadi Kiblat fashion dunia di tahun mendatang dapat terwujud apabila terdapat kerjasama yang berkelanjutan.

‘’Langkah yang dilakukan adalah menyiapkan para pengusaha dan konsumen untuk masuk industri strategis halal dan ekonomi syariah,’’ ujar Helma. Kata dia, ekosistem yang terus didorong untuk menguatkan Indonesia sebagai Produsen Pusat Halal Dunia, antara lain bidang fesyen karena fesyen termasuk penyumbang expor tertinggi.

Direktur pembantu Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Politeknik STTT Ibrahim Makki menambahkan, kerjasama dengan PUM diharapkan dapat membuat model inkubasi bisnis, khususnya di bidang tekstil dan fesyen. Dengan begitu, banyak pelaku usaha termasuk binaan INFAST (Inkubator Fashion dan Tektile) STTT yang dapat tembus di pasar Eropa dengan segala keunikan produk lokalnya.

Sementara itu, Maan Ketterings memberikan coaching tentang sizing dan fitting kepada para pelaku usaha, mahasiswa, alumni, pengusaha serta dosen. Menurutnya, ukuran itu sangat penting, karena bukan hanya ukuran tetapi akan menentukan kenyamanan dalam berpakaian.

Sizing dan fiting setiap negara berbeda-beda. Menurutnya, seorang fashion designer harus memahami karakter dan ciri khas setiap ukuran yang dipakai orang-orang di setiap negara yang akan mengekspor produksinya.

Sebab, sizing dan fitting orang Asia tentu berbeda dengan orang Eropa. ‘’Struktur ergonomis tubuh ini sangat prinsip, dan akan menentukan keberhasilan dalam meraih pasar,’’ ujarnya.

Hani Haerani selaku Direktur IFI membenarkan hal tersebut. Persoalan ukuran di Indonesia, kata dia, masih belum terstandardisasi. Ukuran S, M, L, dan XL antara perancang satu dengan perancang lainnya belum sama.

Dengan demikian, ketika ada projek pengerjaan pesanan yang sifatnya mass produk dari luar, hasilnya bisa jadi berbeda-beda. Untuk itu, lanjutnya, IFI bersama stakeholder fesyen lainnya telah membuat standarisasi ukuran.

Drafnya sudah diserahkan ke tingkat kementrian, sehingga tinggal menunggu keputusannya. ‘’Kita berharap dengan adanya standarisasi ini, industri fesyen muslim atau lebih dikenal dengan industri modest fashion akan dapat lebih berkembang dalam memenuhi kepuasan konsumennya,’’ tandasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement